500 Orang Lebih Tewas, Nasib Korban Selamat Gempa Iran Memprihatinkan

0
Isak Tangis Keluarga Korban Gempa Irak-Iran

Jakarta, Pelita.Online – Korban tewas gempa bumi berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) yang mengguncang Iran bertambah jadi lebih dari 500 orang. Para korban selamat kondisinya memprihatinkan.

Dilansir Reuters, Rabu (15/11/2017), para korban selamat kini kelaparan dan kedinginan karena tidak ada tempat berlindung. Mereka mengkritik pemerintah dan menyebut bantuan sangat lambat dikirim.

Iran sendiri telah menghentikan operasi penyelamatan. Mereka beralasan peluang untuk menemukan korban selamat sangat kecil karena parahnya dampak kerusakan. Gempa 7,3 SR ini menewaskan setidaknya 530 orang dan melukai ribuan orang lainnya.

Gempa 7,3 SR ini adalah gempa paling mematikan di Iran selama lebih dari 1 dekade.

Korban selamat banyak yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa yang melanda desa dan kota di Provinsi Kermanshah, di sepanjang perbatasan pegunungan dengan Irak. Mereka berjuang melalui hari-hari yang suram karena kekurangan makanan, air dan tempat tinggal.

Iran sejauh ini menolak tawaran bantuan asing. Padahal gempa dahsyat ini menurut pejabat Iran merusak 30.000 rumah dan menghancurkan 2 desa secara total.

Ribuan orang saat ini masih meringkuk di kamp darurat. Banyak juga orang lainnya memilih menghabiskan malam yang dingin di tempat terbuka karena mereka takut ada gempa susulan.

Televisi setempat menyiarkan rekaman penduduk desa yang menangis membawa mayat yang terbungkus selimut dan seprai berlumuran darah. Ada juga yang berupaya membongkar puing-puing dengan tangan kosong untuk mencari teman dan keluarga mereka yang hilang.

Salah seorang korban selamat menceritakan kondisinya saat ini. “Kami lapar Kami dingin, kami tidak punya rumah, kami sendirian di dunia ini,” ujarnya sambil menangis saat dihubungi via telepon. Dia kehilangan 10 anggota keluarganya di Kota Sarpol-e Zahab, yang terdampak paling parah.

“Rumahku sekarang penuh tumpukan lumpur dan ubin yang rusak, aku tidur di taman tadi malam, terasa dingin dan aku takut,” ucapnya. Hal yang sama juga diungkap korban selamat lainnya bernama Reza. Dia mengatakan kehilangan 34 anggota keluarganya.

“Kami menghabiskan dua malam di udara dingin, di mana bantuannya?” ujarnya.

“Dingin, anak-anak saya kedinginan Kami memiliki air dan makanan tapi tidak ada tenda, gempa tidak membunuh kita tapi cuaca dingin akan membunuh kita,” kata seorang wanita berusia 30-an di pengungsian.

Siaran televisi juga menayangkan rekaman korban selamat yang menunggu untuk diobati. Ratusan korban luka kritis dikirim ke rumah sakit di Teheran.

Bulan Sabit Merah Iran mengatakan, tempat penampungan darurat yang disediakan masih kurang. Mereka juga kekurangan listrik dan air. Selain itu, kondisi jalan yang rusak menghambat usaha pasokan bantuan.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mendesak badan-badan pemerintah pada hari Selasa (14/11) untuk mempercepat upaya bantuan. Sementara Presiden Iran Hassan Rouhani telah berkunjung ke daerah yang tertimpa bencana dan berjanji akan menyelesaikan masalah ini secara singkat.

 

detik.com

LEAVE A REPLY