Bandara Dhoho Kediri Ditargetkan Rampung Desember 2021

0
Sejumlah pemudik Warga Negara Indonesia (WNI) dari Malaysia tiba di kedatangan Internasional Bandara Kualanamu Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Kamis (21/5/2020). Sebanyak 83 WNI dengan visa melancong yang terdampak karantina (lockdown) pandemi COVID-19 di Malaysia itu tiba dan langsung mengikuti prosedur pemeriksaan protokol kesehatan COVID-19 sebelum pulang ke daerah masing-masing. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/aww.

Pelita.online – Pembangunan Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur ditargetkan selesai pada Desember 2021. Nantinya PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I akan bertindak sebagai mitra operator bandara yang masuk dalam proyek strategis nasional itu.

Adapun Direktur Utama AP I Faik Fahmi, Direktur Teknik AP I Lukman F Laisa, dan Direktur Pengembangan Usaha AP I Dendi Danianto melakukan kunjungan ke proyek pembangunan Bandara Dhoho. Menurut Faik Fahmi, kunjungan ini menunjukkan komitmen dan dukungan AP I sebagai mitra operator

“Kami sengaja berkunjung dan melihat secara langsung pembangunan proyek pembangunan Bandara Dhoho Kediri sebagai bentuk dukungan Angkasa Pura I sebagai mitra operator Bandara Dhoho,” kata Faik dalam keterangan tertulis, Minggu (13/12/2020).

AP I, sebut Faik, mendukung pembangunan Bandara Dhoho sebagai bagian dari sistem multi-bandara di wilayah Jawa Timur untuk melayani pertumbuhan lalu lintas penumpang. Bandara Dhoho juga dapat dikembangkan menjadi pusat kargo udara di wilayah Jawa Timur.

Bandara Kediri direncanakan menjadi gerbang alternatif menuju Jawa Timur selain Bandara Juanda, Surabaya. Pada tahun 2019, AP I mencatat Bandara Juanda melayani lebih dari 16,6 juta penumpang dengan lalu lintas pesawat mencapai 129.000 pergerakan pesawat dan kargo mencapai 88,4 juta kilogram.

Pada tahap awal, Bandara Dhoho Kediri direncanakan akan dibangun seluas 13.558 meter persegi dari luas total lahan bandara 321 hektare yang dapat memiliki kapasitas 1,5 juta – 2,5 juta penumpang per tahun. Dengan dimensi runway 3.300 meter x 45 meter, Bandara Dhoho dapat menampung 8 pergerakan pesawat pada pada jam sibuk dan dapat menjadi alternatif ketika terdapat obstacles di bandara-bandara di Jawa Timur.

Faik menambahkan, pembangunan bandara di Kediri ini sangat potensial karena dapat menjadi alternatif penerbangan setelah Bandara Juanda di Jawa Timur.

“Maka seiring dengan perkembangan dan potensi tersebut, bandara di Kediri ini dapat menjadi alternatif bandara yang akan dapat menjadi gerbang kedua di wilayah Jawa Timur, terutama dapat membuka area ke wilayah Tulung Agung, Blitar, Ponorogo, Trenggalek, Madiun, Magetan, dan lain lain,” imbuh Faik.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY