BKSDA DIY Lepasliarkan Sepasang Elang Ular Bido

0

Pelita.online – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta melepasliarkan sepasang burung elang jenis ular bido (spilornius cheela) di Puncak Gondang Kalurahan, Jatimulyo, Girimulyo, Kulonprogo, Sabtu (21/3/2020). Sebelumnya burung langka yang dilindungi ini, sudah menjalani masa karantina dan rehabilitasi.

“Sepasang elang jenis ular bido yang dilepaskan ini sudah menjalani masa rehabilitasi di YKAY (yayasan Konservasi Alam Yogyakarta),” kata Direktur Jendral Konservasi Sumber Daya Alam da Ekosistem (BKSDE) Wiratno dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/3/2020).

Kedua burung ini merupakan penyerahan dari masyarakat pada 2013 silam. Elang Ular Bido jantan bernama Sugeng, diterima YKAY dari warga Kasihan, Bantul. Sedangkan elang ular bido betina bernama Wilujeng.

Sebelum dilepaskan sepasang elang ini sempat menjalani masa habituasi di kawasan Jurang Jero Taman Nasional Gunung Merapi pada 14 Februari 2020 lalu. Habituasi ini dilaksanakan agar kedua elang bisa beradaptasi, baik dengan lingkungan dan agar lebih mengenal pakan alami di sekitar lokasi pelepasliaran. Namun dari pertimbangan teknis kajian habitat dan perilaku, kedua elang itu ditranslokasi ke kawasan hutan Jatimulyo.

“Selama 21 hari akan dilakukan monitoring melibatkan para relawan dan perwakilan para pihak terkait beserta BKSDA Yogyakarta,” ucapnya.

Kepala BKSDA Yogyakarta Wahyudi mengatakan masih ada beberapa hewan dilindungi dalam tahap rehabilitasi. Jika hasil assesment atau penilaian dianggap sudah layak, akan kembali dilepasliarkan.

“Kita akan lepasiarkan di habitat alaminya setelah dilakukan pengkajian,” katanya.

Menurutnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan satwa yang dilindungi semakin meningkat. Tahun 2018 ada sekitar 121 ekor satwa yang diserahkan, sementara pada tahun 2019 ada sekitar 80an satwa.

BKSDA juga memiliki tempat rehabilitasi fauna di Yogyakarta, salah satunya di Stasiun Flora Fauna Taman Hutan Raya Bunder. Di sana terdapat elang dan burung paruh bengkok yang menjalani rehabilitasi.

“Tidak semua satwa bisa direhabilitasi karena sudah ada yang cacat,” ujarnya.

 

Sumber : iNews.id

LEAVE A REPLY