Blockchain Disebut Bisa Gantikan Google Drive dkk

0

Pelita.Online – Teknogi pencatatan data blockchain dikatakan bisa diterapkan untuk layanan penyimpanan awan (cloud) seperti Google Drive atau Dropbox.

Ide dasarnya adalah agar pengguna individu bisa menyewakan penyimpanan komputernya untuk bisa digunakan oleh orang lain.

Kendati demikian, menurut Founding Member of Indonesian Blockchain Network Kenneth Destian Tali, penerapan blockchain sebagai penyimpanan data tidak user friendly karena agak rumit untuk melakukan proses penyimpanan.

Oleh karena itu pria yang akrab dipanggil Ken, pengadopsian blockchain sebagai data penyimpanan bisa diterapkan di publik dalam waktu 10 tahun lagi. Ken mengatakan teknologi ini akan sulit diterapkan oleh orang awam, hanya yang melek teknologi yang bisa.

“Biasanya mereka sulit diadopsinya. Saya yang mengerti teknologi sudah pernah coba, dan susah. Tidak semudah masang Google Drive,” ujar Ken di kawasan Slipi, Jakarta, Jumat (25/5).

“Mereka masih akan minta enkripsi, approval, kontribusi storage. Kayak bikin server data baru, tapi untuk sendiri.”

Penyewa dapat bitcoin

Para pengguna yang menyewakan ruang penyimpanan tersebut akan mendapatkan token bitcoin. Idenya adalah menghapus pihak ketiga dalam sistem penyimpanan seperti Google Drive atau Dropbox.

Penyedia membuat akses agar ruang penyimpanan itu saling tersambung satu sama lain. Mirip dengan Google Drive atau Dropbox, mereka akan menghubungkan para penyewa dengan penyedia ruang penyimpanan.

“Perusahaan yg bergerak di bidang ini menyediakan akses yang udah ada jaringannya, kasih supply dari data. Sama idenya menyambungkan supplier storage dengan orang yang ingin simpan,” kata Ken

Menurut Ken, para penyedia tidak akan bisa membuka data dari pengguna karena terdapat kode enkripsi yang hanya bisa diakses pengguna.

“Tinggal upload, blockchain akan pecah file ini dan disimpan di beberapa server. Nantinya semua file akan dienkripsi,” kata Ken. (eks)

cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY