Gara-gara Kontroversi Desain, Vans Diboikot di Hong Kong

0

Pelita.online – Gara-gara sikap kontroversialnya, label streetwear Vans harus berhadapan dengan para pendukung aksi demonstrasi RUU Ekstradisi Hong Kong.

Kontroversi ini bermula dari gelaran tahunan Vans Custom Culture. Gelaran ini mempersilakan publik untuk mengikuti kompetisi desain sneakerVans. Selain hasil karya yang dipakai, pemenang juga akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar US$25 ribu.

Seorang desainer, Naomiso, mendapatkan suara terbanyak saat pemilihan desain yang dibuka secara daring. Warga Kanada itu menghadirkan desain yang menyoroti aksi demonstrasi RUU Ekstradisi Hong Kong. Dalam desainnya, dia memperlihatkan keramaian para demonstran yang mengenakan masker, kacamata, topi, dan sederet simbol Hong Kong lainnya.

Namun, di tengah proses voting yang masih terus berjalan, Vans menghapus desain tersebut dari kompetisi.

Vans beralasan, pihaknya tak pernah turut serta mengambil sikap politik dalam setiap desain yang dikeluarkannya.

“Kami memastikan setiap desain sejalan dengan nilai-nilai yang telah lama dijunjung tinggi oleh perusahaan, yaitu rasa hormat dan toleransi,” ujar Vans, dalam sebuah pernyataan, melansir CNN.

Tak ayal, keputusan itu pun memicu protes di media sosial beberapa waktu lalu. Netizen beramai-ramai memperlihatkan aksinya melemparkan sneaker Vans mereka ke tempat sampah. Beberapa dari mereka bahkan membakarnya.

Para pendukung aksi demonstrasi Hong Kong turut meramaikan tagar #boycottVans di lini masa. Beberapa netizen bahkan memperlihatkan kontradiksi antara sejarah dan identitas Vans yang identik dengan perlawanan dengan sikapnya merespons aksi demonstrasi Hong Kong.

Akibatnya, beberapa produk Vans untuk sementara waktu tak beredar di Hong Kong. Sejumlah toko streetwear pun beramai-ramai mengumumkan bahwa mereka berhenti menjual produk Vans.

Dahood–yang mengoperasikan beberapa toko waralaba Vans di Hong Kong–mengumumkan bahwa mereka menyetop penjualan di tiga lokasi untuk sementara waktu.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY