Imam Besar Masjid Istiqlal Minta Umat Putus Mata Rantai Covid-19

0
Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. KH. Nasaruddin Umar, MA, Ph.D memberikan khotbah sebelum Salat Tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (12/4/2021). Imam Besar Masjid Istiqlal ini berpesan agar jamaah tidak melupakan niat salatnya dan tetap mejaga protokol kesehatan seperti mengenakan masker di tengah pandemi Covid-19.

Pelita.online – Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar mengatakan pihaknya secara terus-menerus meminta umat Islam agar bersama-sama proaktif memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Khusus di Masjid Istiqlal, katanya, secara masif telah memberikan literasi kepada jemaah, baik secara langsung, maupun melalui berbagai media seperti papan pengumuman dan bahkan brosur serta buku saku. Bahkan, Masjid Istiqlal juga membatasi ritual ibadah, termasuk pembatasan jumlah jemaah yang boleh berkegiatan di area masjid.

“Aturannya 50% kapasitas. Tapi kami batasi hanya 1 persen atau sekitar 2.000 orang. Jadi kami melakukan ketaatan protokol lebih dari yang ditetapkan pemerintah DKI Jakarta,” ujar K.H Nasaruddin Umar dalam dialog dengan tema Protokol Kesehatan Bulan Ramadan yang diselenggarakan oleh FMB9 KCPPEN pada Jumat (16/4/2021) yang dilakukan secara virtual.

Dalam dialog itu juga disampaikan, Masjid Istiqlal tidak lagi mengakomodir kegiatan buka bersama, itikaf maupun makan sahur bersama. Upaya lainnya adalah pembersihan area salat setiap selesai digunakan salat berjemaah, seperti tarawih.

“Masjid Istiqlal bukan sekedar ikon. Kami menjadi contoh bagi masjid-masjid lainnya di Indonesia,” tegas Nasaruddin.

Sementara itu, vaksinolog Dirga Sakti Rambe mengingatkan agar seluruh pihak mengantisipasi momentum Ramadan dan hari raya Idulfitri pada waktu mendatang.

Dia menambahkan, mengacu pada Amerika, Inggris dan Israel yang dinilai sukses mengendalikan Covid-19, maka kunci untuk memutus rantai penularan Covid-19 adalah taat terhadap protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi.

“Karena kemarin kita berhasil cegah dan saat ini adalah saat-saat yang cukup rawan karena ada puasa, lebaran, mudik yang harus diantisipasi. Karena walau bagaimanapun pengendalian pandemi sangat bergantung pada sikap kita masing-masing,” ujar Dirga.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY