Jokowi Desak Kekerasan terhadap Rakyat di Myanmar Dihentikan

0
Presiden Joko Widodo tiba untuk menghadiri KTT ASEAN ke-36 secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/6/2020). foto Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia

Pelita.online – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan keprihatinan mendalam atas kudeta milter yang terjadi di Myanmar. Jokowi juga mendesak junta militer agar menghentikan penggunaan kekerasan terhadap rakyat dan memulihkan demokrasi di Myanmar demi mencegah terjadinya korban lebih banyak.

Pertumpahan darah yang memakan korban jiwa pada unjuk rasa menentang kudeta militer di Myanmar semakin serius. Pada 1 Februari 2021, militer Myanmar menangkap pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan sejumlah tokoh Partai National League for Democracy (NLD) untuk mengambil alih kekuasaan. Kudeta tersebut membuat Myanmar kembali dikuasai militer.

“Indonesia mendesak agar penggunaan kekerasan di Myanmar segera dihentikan sehingga tidak ada lagi korban berjatuhan. Keselamatan dan kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama,” kata Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (19/3/2021).

Kepala Negara juga menyatakan dukacita dan simpati mendalam bagi para korban kekerasan yang dilakukan junta militer Myanmar.

“Atas nama pribadi dan seluruh rakyat Indonesia, saya menyampaikan dukacita dan simpati yang dalam kepada korban dan keluarga korban akibat penggunaan kekerasan di Myanmar,” kata Kepala Negara.

Ia secara tegas menyatakan bahwa Pemerintah Republik Indonesia mendesak agar dialog dan rekonsiliasi segera dilakukan untuk memulihkan demokrasi, perdamaian, dan stabilitas di Myanmar.

“Saya akan segera melakukan pembicaraan dengan Sultan Brunei Darussalam sebagai Ketua ASEAN, agar segera dimungkinkannya diselenggarakan pertemuan tingkat tinggi ASEAN yang membahas krisis di Myanmar,” kata Presiden Jokowi.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY