Jurnalis Meksiko Ditembak Mati Usai Posting soal 43 Mahasiswa Hilang

0

Pelita Online – Seorang jurnalis tewas ditembak di wilayah Meksiko bagian selatan. Insiden itu terjadi beberapa saat setelah sang jurnalis memposting secara online soal kasus hilangnya 43 mahasiswa Meksiko delapan tahun lalu.
Seperti dilansir AFP, Selasa (23/8/2022), Fredid Roman yang menerbitkan karyanya di berbagai halaman media sosial dan berkontribusi pada surat kabar lokal, ditemukan tewas di dalam mobilnya di kota Chilpancingo, negara bagian Guerrero, pada Senin (22/8) sore waktu setempat.

Tidak disebutkan lebih lanjut soal tersangka pembunuh Roman atau motif pembunuhan itu.

Kasus 43 mahasiswa dari Guerrero, yang hilang misterius tahun 2014 lalu saat menumpang sebuah bus menuju area unjuk rasa, dianggap sebagai salah satu bencana hak asasi manusia (HAM) terburuk dalam sejarah Meksiko.

Kasus itu kembali menjadi sorotan publik pekan lalu, ketika komisi pencari kebenaran setempat menyebut kekejaman terkait hilangnya 43 mahasiswa itu sebagai ‘kejahatan negara’ yang melibatkan agen-agen dari berbagai institusi.

Beberapa jam sebelum kematiannya, Roman menerbitkan postingan panjang via Facebook yang berjudul ‘Kejahatan Negara Tanpa Mendakwa Sang Bos’. Dalam tulisannya, Roman membahas soal dugaan pertemuan empat pejabat saat hilangnya puluhan mahasiswa itu, termasuk mantan Jaksa Agung Jesus Murillo Karam.

Murillo Karam ditangkap setelah komisi pencari kebenaran merilis hasil temuannya pekan lalu. Sementara puluhan surat perintah dirilis untuk sejumlah tersangka, termasuk para personel militer, pejabat kepolisian dan anggota kartel.

Tidak diketahui secara jelas apakah postingan terbaru Roman soal kasus mahasiswa hilang atau karya jurnalistiknya yang lain turut memainkan peran dalam kematiannya.

Data pemerintah Meksiko menyebut sedikitnya 12 jurnalis dibunuh di Meksiko sejauh ini. Laporan kelompok LSM Reporters Without Borders (RSF) menyebut sedikitnya sembilan jurnalis tewas di Meksiko. Beberapa outlet media lokal menyebut jumlah jurnalis yang tewas lebih tinggi, yakni mencapai 15-16 orang.

Menurut RSF, total sekitar 150 jurnalis dibunuh sejak tahun 2000, dengan Meksiko ditetapkan sebagai salah satu negara paling berbahaya bagi jurnalis di dunia. Sebagian besar kasus pembunuhan para jurnalis itu tidak berujung hukuman.

Sumber : detik.com

LEAVE A REPLY