Kronologi Dosen UII Hilang Sampai Ditemukan di AS

0

pelita.online – Dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Ahmad Munasir Rafie Pratama (AMRP), yang hilang di Norwegia kini sudah ditemukan.
Kabar itu disampaikan Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha, hari ini Jumat (24/2).

“Konjen RI NY telah bertemu langsung dengan beliau. Saat ini, AMRP berada di AS dan Alhamdulillah dalam keadaan aman,” demikian pernyataan Judha.

Ahmad sebelumnya dilaporkan hilang usai mengikuti rangkaian acara mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN), Norwegia, yang berlangsung sejak 5 Februari 2023.

Rektor UII Fathul Wahid mengatakan tim UII beranggotakan empat orang terbang ke USN dalam rangka mempererat kerja sama kedua universitas.

Pada 12 Februari, tim bertolak dari Norwegia melalui Bandara Oslo usai merampungkan acara. Menurut Fathul, mereka terakhir berjumpa Ahmad pada 11 dan 12 Februari.

“Saya ketemu terakhir 11 Februari, anggota tim lain 12 Februari,” kata Fathul melalui pesan WhatsApp, Sabtu (18/2).

Fathul mengatakan menurut rencana yang disampaikan secara lisan, rute perjalanan kepulangan tim UII adalah Oslo-Istanbul-Riyadh-Istanbul-Jakarta. Mereka pulang lewat Turki dengan tiga penerbangan berbeda.

“Semua (anggota tim UII) lewat Turki tapi beda penerbangan. Ahmad sendirian dalam penerbangan kembali ke Indonesia melalui Istanbul,” jelas Fathul.

Perjalanan pulang melalui Riyadh itu sendiri dilakukan lantaran sebagian tiket dibayar oleh panitia konferensi di Arab Saudi yang mewajibkan rute tersebut.

Fathul berujar Ahmad tidak membagikan detail informasi penerbangannya kepada kolega di UII maupun kepada istrinya.

Ahmad, kata Fathul, terakhir menghubungi sang istri pada 12 Februari siang, beberapa saat sebelum menaiki pesawat ke Istanbul. Ahmad berpesan sedang “menunggu boarding”.

“Sejak saat itu, AMRP tidak pernah mengirimkan pesan lagi. Beragam upaya mengontak melalui beragam kanal daring, termasuk email, diupayakan, tetapi belum satu pun yang direspons oleh AMRP,” kata Fathul.

Menurut informasi lisan yang diberikan Ahmad dan dikuatkan dengan pesan WhatsApp kepada sang istri, Ahmad bakal mendarat di Jakarta pada 16 Februari pukul 18.00 WIB. Namun, sosoknya tak tampak kala adiknya menunggu di pintu kedatangan.

Setelah dikonfirmasi ke pihak Angkasa Pura, mereka menyatakan tak ada nama Ahmad dalam penerbangan tersebut.

Selama pencarian itu, Fathul mengatakan Tim Pusat Krisis UII menemukan jejak digital Ahmad di Turki pada 13 Februari kala menelusuri keberadaan sang dosen. Dari jejak itu, dipastikan bahwa Ahmad sudah meninggalkan Norwegia dan berada di Turki.

Tim menemukan rekaman aktivitas sing out Google Drive pada 13 Februari 2023 pukul 03.57 waktu setempat. Mereka juga menemukan koneksi internet Virtual Private Network eduVPN yang mengarah ke Kampus UII pada 12 Februari antara pukul 19.00 hingga 23.00 waktu setempat.
Pencarian Ahmad itu pun sampai-sampai melibatkan KBRI di Oslo dan KJRI Istanbul. Tim UII juga mengajukan permohonan perlindungan kepada Perlindungan WNI dan menyurati Interpol Indonesia untuk menerbitkan Yellow Notice.

Pada Minggu (19/2), Fathul mengabarkan Ahmad terdeteksi masuk Amerika Serikat melalui Bandara Boston pada 13 Februari. Informasi itu disampaikan Kemlu RI kepada keluarga Ahmad.

Temuan itu sendiri berdasarkan data dari United States Customs and Border Protection (US CBP). Meski begitu, lokasi Ahmad belum diketahui secara pasti.

“Berdasarkan informasi yang diterima oleh keluarga melalui UII dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI), AMRP (Ahmad) terdeteksi masuk Amerika Serikat melalui Bandara Boston pada 13 Februari 2023,” kata Rektor UII Fathul Wahid dalam keterangan yang dikutip dari laman resmi UII, Minggu (19/2) malam.

Pada Senin (20/2), Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Irjen Pol. Krishna Murti menyebut keberadaan Ahmad sudah terdeteksi. Dia menyatakan bahwa Ahmad tidak hilang.

“Sudah terdeteksi, yang bersangkutan tidak hilang. Tapi mengubah rute tanpa memberitahu siapa pun,” kata Krishna mengutip Antara, Senin (20/2).

Krishna tak memberikan informasi terkait alasan sang dosen mengubah rute. Ia juga tidak menyampaikan keberadaan Ahmad saat ini.

Sehari setelahnya, Khrisna mengabarkan bahwa Ahmad membeli tiket menuju Boston saat masih di Jakarta. Ahmad juga disebut sempat membeli nomor telepon kala berada di sana. Kendati demikian, nomor kontak itu belum bisa dihubungi.

“Kita juga sudah dapat nomor Amerikanya dia, tapi enggak nyala. Tapi kan beli nomor di Amerika gampang,” kata Khrisna di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (21/2).

Pada hari ini, pihak PWNI memastikan bahwa Ahmad tak hilang dan ditemukan dalam keadaan aman di AS oleh Konjen RI New York.

Pencarian Ahmad pun dihentikan bersamaan dengan pihak keluarga yang meminta berbagai spekulasi dihentikan.

“AMRP dan keluarga memohon adanya ruang privat, dan permintaan tersebut penting untuk dihormati. Maka berbagai macam spekulasi mohon dapat dihentikan,” kata Judha.

sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY