Orang Tua Lebih Sering Sebarkan Hoaks

0
hoax ilustrasi

Pelita.Online, Jakarta – Studi yang dilakukan oleh peneliti di Princeston dan New York University mendapati penyebaran hoaks melalui unggahan Facebook tak terkait latar belakang pendidikan, jenis kelamin, dan pandangan politik. Faktor usia justru menjadi faktor utama penyebaran hoaks.

Riset yang melibatkan 3.500 responden pengguna Facebook di Amerika Serikat mendapati 11 persen pengguna berusia 65 tahun ke atas berbagi hoaks. Sedangkan 3 persen pengguna berusia 18-29 tahun menyebarkan informasi palsu.

Pengguna Facebook dari kalangan tua diketahui berbagi hokas lebih dari dua kali lipat dari kelompok usia 45-65 tahun. Dibandingkan kelompok usia termuda 18-29 tahun, perbedaannya bisa mencapai tujuh kali lipat.
Studi ini tidak menarik kesimpulan soal alasan orang lebih tua lebih mudah berbagi berita hoaks.Studi yang dipublikasikan oleh Science Advances mencatat dari semua kategori usia, hanya 8,5 persen pengguna yang berbagi setidaknya satu tautan berita hoaks.

“Ketika kami mengemukakan temuan usia, banyak orang mengatakan, ‘oh iya, itu sudah jelas’,” jelas penulis studi, Andrew Guess.

Menurutnya, fakta tersebut menunjukkan hubungan adanya kemampuan kalangan tua dalam mengontrol ideologi politiknya. Terlepas dari semua fakta, menunrutnya orang tua yang lebih konservatif lebih mudah mempercayai dan membagikan kembali berita yang dibacanya.

Peneliti hanya menunjukkan adanya dua teori, pertama orang tua yang menggunakan internet tidak memiliki literasi digital dibandingkan anak muda. Yang kedua, orang tua mengalami penurunan kognitif seiring dengan bertambahnya usia sehingga lebih mudah percaya dengan apa yang mereka lihat.

Data yang dihimpun tercatat jelang dan usai Pilpres AS 2016 lalu yang kemudian dimenangkan oleh Donald Trump atas rivalnya Hillary Clinton. Responden yang terlibat diminta memasang aplikais khusus untuk memantau kebiasan mereka dalam berinteraksi di media sosial.

CNN Indonesia

LEAVE A REPLY