Pagi ini, Menkes Nila Moeloek terbang ke Papua kunjungi pasien campak

0

Kabupaten Asmat, Pelita.Online – Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mendatangi Agats, ibu kota Kabupaten Asmat, Papua terkait wabah campak dan gizi buruk. Menkes didampingi Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Usmin Sumantri, Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Oscar, Dirjen Farmalkes Eko Parlin dan Kepala Pusat 3 Litbang Linda Sitanggang.

Rombongan tiba di Bandara Mozes Kilangin Timika, Kamis (25/1) pagi. Setelah beristirahat, rombongan melanjutkan perjalanan ke Bandara Ewer dengan menggunakan pesawat Avia Star.

Nantinya, Menkes dijadwalkan mendatangi Posko Kesehatan Terpadu dan RSUD Asmat yang menangani ratusan pasien campak dan gizi buruk.

Kunjungan Menkes menindaklanjuti perintah Presiden Jokowi agar dilakukan kajian awal agar mengetahui faktor-faktor penyebab yang menyebabkan timbulnya masalah campak dan gizi buruk tersebut.

Ia juga sudah meminta sejumlah kepala dinas di Papua agar mengobati warga.

“Kita kerja sama dengan TNI, Polisi, Kementerian Sosial, kita bekerja secara terpadu. Kami membuat program 10 hari pertama ini sudah, 10 hari dilakukan beberapa kegiatan sampai tiga kali, sampai satu bulan,” usai pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor.

Menurut data Antara di Timika, sebanyak 12.398 anak di Kabupaten Asmat sudah diobati, Selasa (23/1).

Belasan ribu anak tersebut berada di 117 desa yang meliputi 23 distrik (kecamatan) yaitu Suator, Kolf Braza, Sirets, Fayit, Aswy, Pulau Tiga, Akat, Agats, Jetsy, Pantai Kasuari, Der Koumur, Auyu, Suru-suru, Unirsirauw, Sawaerma, Joerat, Ayip, Atsy, Betcbamu, Kopay, Safan, Joutu, dan Koroway.

Dari jumlah anak yang mendapat pelayanan kesehatan itu, sebanyak 646 orang diantaranya dinyatakan positif terserang campak, 144 orang mengalami gizi buruk, empat orang mengalami campak dan gizi buruk serta 25 orang suspek campak.

Wabah campak dan gizi buruk di Asmat sendiri terjadi sejak September 2017 hingga awal Januari ini telah menelan korban jiwa sebanyak 67 orang.

Sejauh ini, sudah 37 orang di Distrik Pulau Tiga, 8 anak di Kampung As, 23 orang di Atat, 2 orang di Kapi dan 4 orang di Nakai yang meninggal dunia.

Tak hanya itu, 14 orang di Distrik Fayit yaitu di Kampung Isar satu orang, Nanai satu orang dan Pirien sebanyak 12 orang juga meninggal dunia.

Jumlah korban meninggal di Distrik Asui sebanyak delapan orang yaitu di Kampung Bawas lima orang dan di Kampung Tauro tiga orang.

Sementara di Distrik Akat, jumlah korban meninggal sebanyak empat orang dan korban yang meninggal usai dirawat di RSUD Asmat sebanyak empat orang terdiri atas dua pasien campak dan dua pasien gizi buruk.

Keterbatasan bahan makanan serta kondisi lingkungan yang buruk dinilai sebagai pemicu utama semakin meluasnya wabah campak dan gizi buruk di Asmat.

Disamping itu, jumlah tenaga dan fasilitas kesehatan yang kurang memadai juga turut memicu lambatnya upaya penanganan masalah wabah campak dan gizi buruk di Asmat.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan anak buahnya agar segera menangani wabah campak. Jokowi juga sudah memanggil Gubernur Papua Lukas Enembe, Bupati Asmat Elisa Kambu, dan Wakil Bupati Nduga Wentius Nimiangge ke Istana Kepresidenan Bogor untuk mencari solusi terhadap kejadian luar biasa (KLB) penyakit campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Selasa (23/1) lalu.

“Tapi apapun harus ada sebuah solusi jangka pendek sampai jangka menengah dan panjang,” ucap Jokowi.

Sementara itu, 39 tenaga kesehatan bersama TNI-Polri sudah lebih dulu berangkat ke Asmat, (16/1) lalu.

 

merdeka.com

LEAVE A REPLY