Pemprov dan BAZNAS Jatim Akan Serap Beras dari Penggilingan Padi

0

Pelita.online – Pemprov Jatim akan mengkoordinasikan penyerapan gabah petani dari luar Bulog. Mulai hari ini, Pemprov bersama BAZNAS Jatim akan menyerap beras di penggilingan-penggilingan padi.

“Kita akan mengkoordinasikan untuk bisa membantu penyerapan di luar dari pada Bulog. Jadi Pemprov bersama BAZNAS Provinsi Jawa Timur, mulai hari ini akan menyerap beras yang di penggilingan-penggilingan. Terutama milik Gapoktan supaya harga segera stabil,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi salah satu penggilingan padi milik Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Mawar yang ada di Desa Puter, Kecamatan Kembangbahu, Minggu (4/4/2021).

Khofifah mengatakan, Lamongan adalah penghasil beras terbesar di Jatim. Menurut data, kata Khofifah, produksi padi Lamongan sebesar 1.173 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara 753 ton beras di tahun 2020. Sehingga 2020 lalu Lamongan surplus beras sebesar 564 ton. “Lamongan produksi tertinggi dari gabah dan beras di Jawa Timur. Pemprov bersama BAZNAS Provinsi mulai hari ini akan menyerap beras yang di penggilingan terutama milik Gapoktan supaya harga segera stabil,” lanjutnya.

Khofifah menyebut, kedatangannya ke Lamongan salah satunya ingin memastikan ada atau tidaknya beras yang dibeli dengan harga di bawah HPP, karena di bawah standarnya Bulog. Khofifah juga mengaku sudah menyampaikan secara agak detail ke presiden dan menteri bahwa Jatim surplus beras.

“Untuk teknis penyerapan oleh BAZNAS monggo dibicarakan dengan Kepala Dinas Pertanian,” terang Khofifah mengakhiri audiensi.

Sementara untuk mengantisipasi terjadinya koreksi atau penurunan harga gabah, Pemkab Lamongan telah berinisiasi dan mendorong serta berupaya agar harga gabah di tingkat petani sesuai dengan HPP atau di atas HPP. Beberapa langkah tersebut, menunrut Bupati Lamongan Yuhronur Effendi, di antaranya dengan melakukan kunjungan ke Bulog untuk mendorong penyerapan hasil panen padi oleh Bulog dan seluruh pengelola lumbung padi.

“Kami juga koordinasi dengan Tim Monitoring Serap Gabah Kementerian Pertanian agar Bulog beserta pengelola lumbung/penggilingan (Perpadi) untuk mengoptimalkan penyerapan gabah/beras di tingkat petani pun juga telah dilakukan,” jelas Yuhronur Effendi.

Untuk diketahui, di awal musim panen akhir Februari hingga minggu kedua Maret, harga jual gabah di Lamongan sempat mengalami koreksi dari HPP (Harga Pokok Penjualan) yang ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga berpengaruh terhadap rendemen. Selain itu adanya wacana impor beras oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perdagangan juga ikut mempengaruhi harga di tingkat petani.

Selain berdialog dengan petani, saat berada di Lamongan Gubernur Khofifah juga berkesempatan meninjau UMKM Lamongan yaitu IKM Shuttlecock di Desa Sidomukti, Kecamatan Lamongan. Gubernur Jatim dan Bupati Lamongan juga mengkampanyekan penggunaan masker dengan membagikan sembako dan masker di Pasar Sidoharjo. Selain itu, juga menggelar talk show di salah satu radio di Lamongan dengan tema upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY