Pengungsi Merapi di Sleman Masih Bertahan

0

Pelita.online – Warga terdampak erupsi Merapi di Kabupaten Sleman yang berasal dari dusun Kalitengah Lor, Glagahharjo Cangkringan Sleman, tetap bertahan di pengungsian Balai Desa Glagaharjo, meski sudah satu bulan lebih berada di sana.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji membenarkan, bahwasannya DIY tetap melarang warga terdampak erupsi Merapi, kembali ke rumah.

Diketahui, saat ini terdapat 250 pengungsi dari kelompok rentan yakni lansia, ibu hamil, anak-anak dan difabel yang berasal dari wilayah atau radius 5 kilometer dari puncak Merapi.

Ada tiga padukuhan di Kapanewon Cangkringan yang masuk dalam radius bahaya, yaitu Kalitengah Lor, Pelemsari, dan Kaliadem.

Namun dari tiga padukuhan tersebut hanya Padukuhan Kalitengah Lor yang masih berpenghuni.

Aji mengatakan untuk saat ini pemerintah DIY masih mengacu dari data yang direkomendasikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.

“Kami tergantung dari BPPTKG. Kalau nanti statusnya turun ya kami akan pulangkan, ” katanya, Selasa (15/12/2020).

Aji menegaskan, meski pengungsi di Magelang sudah dipulangkan, namun pemerintah DIY masih belum berani mengambil langkah yang sama, karena mempertimbangkan keselamatan warga, terutama kelompok rentan.

Ditambahkan pelaksana tugas BPBD DIY, Biwara Yuswantana, penanganan pengungsi Merapi memang merupakan kewenangan BPBD Sleman. Namun BPBD DIY menginstruksikan agar pemangku kebijakan setempat untuk tetap bersabar. Status Merapi belum menuju normal.

Selain ancaman erupsi Merapi berupa awan panas, di musim penghujan seperti saat ini juga sangat riskan terjadi longsoran material Merapi, karena itu, untuk mengantipasi segala kemungkinan, maka kelompok rentan tersebut tetap harus dijauhkan dari ancaman bahaya.

Biwara juga menegaskan, warga masih tetap diperbolehkan pulang ke rumah untuk membersihkan dan memberi makan hewan peliharaan, tetapi wajib kembali ke pengungsian di waktu malam.

“Memang masih ada ternak warga di rumah masing-masing, karena kalau unggas belum diturunkan. Hanya untuk hewan besar seperti sapi, kerbau dan kambing,” ujarnya.

Biwara pun berprinsip, penyediaan lokasi pengungsian tersebut sudah sesuai rekomendasi BPPTKG Yogyakarta, dan selama Merapi berstatus siaga, BPBD DIY belum merekomendasikan warga khususnya kelompok rentan untuk kembali ke tempat asalnya.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY