Perjuangan Anak-anak Pulau Mansiman Ke Sekolah, Harus Kayuh Perahu Seberang Lautan

0
Ilustrasi

Pelita.Online – Menuntut ilmu bagi sebagian anak-anak di pelosok daerah penuh perjuangan.

Mereka harus menyeberangi sungai, atau bahkan berjalan kaki berkilo-kilo meter karena sarana dan prasarana di daerahnya tidak memadai.

Salah satu contoh di Pulau Mansinam, Manokwari, Papua Barat. Anak-anak di pulau itu harus menyeberang lautan untuk sampai di sekolah.

Jika air tengah pasang, mereka menunggu surut kemudian mengayuh perahu dayung sejauh 15 kilometer ke kota Manokrawi. Waktu yang ditempuh satu jam lebih.

Margice bercerita pengalamannya ketika mengayuh perahu sepulang sekolah. Perahunya tiba-tiba terbalik hingga ia bersama tiga temannya terpaksa berenang hingga ke tepi daratan pulau.

“Bisa berenang. Tapi sekarang sudah tidak lagi, ada perahu antarjemput dari Polda Papua Barat,” kata siswa kelas 2 SMKN 1 Manokwari ini berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL di Pulau Mansinam, Rabu (12/12).

Di pulau lokasi pertama kalinya injil masuk ke Papua Barat ini ada 40 siswa sekolah. Magrice berharap ada tambahan perahu untuk mengangkut para siswa ke sekolah.

“Terima kasih kepada Polda Papua Barat, tetapi perahunya kalAu bisa ditambah lagi agar waktu tunggunya tidak terlalu lama dan kami tidak terlambat sekolah,” pintanya.

Sementara itu, Kepala Kampung Pulau Mansinam, Zakius Mansiman mengatakan, pulau seluas sekira 25 hektar itu dihuni oleh 1.000 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) mencapai lebih 400 jiwa.

“Akses lalu lintas warga pulau ke dalam kota hanya bisa ditempuh dengan memakai perahu taksi. Bagi anak-anak sekolah, ongkos taksi perahu itu sangat mahal. Sekali jalan Rp 5 ribu, belum ditambah ojek,” tuturnya.

Rmol.co

LEAVE A REPLY