Polda Aceh Tingkatkan Patroli Jelang Milad GAM 4 Desember

0

Pelita.online – Polda Aceh meningkatkan patroli dan pengamanan menjelang peringatan milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 4 Desember 2020 mendatang.

“Menjelang 4 Desember, Polda Aceh selama ini telah melakukan kegiatan-kegiatan rutin, tapi kegiatan-kegiatan itu saat ini ditingkatkan,” ujar Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Ery Apryono kepada wartawan di Mapolda setempat, Rabu (2/12/2020).

Patroli tersebut, kata Ery, untuk mencegah ada pengerahan massa. Selain itu, Ery juga mengimbau kepada masyarakat untuk tak terprovokasi.

 

 

“Kami juga mengimbau kepada masyarakat jangan mudah terprovokasi, situasi yang sudah aman dan damai di Aceh ini kita pertahankan,” kata Ery.

Sementara itu Mantan Panglima GAM Muzakkir Manaf sudah menginstruksikan kepada seluruh jajaran kombatan agar memperingatinya di wilayah masing-masing.

Bagi seluruh kombatan GAM, ia meminta untuk menggelar Milad seperti biasa dengan cara menyantuni anak yatim, zikir, dan doa bersama dan ziarah ke makam.

“Namun tidak dalam konteks berkerumunan massa seperti tahun-tahun sebelumnya mengingat masih dalam wabah Covid-19,” kata Muzakkir Manaf kepada wartawan.

Muzakkir menerangkan momentum peringatan milad GAM diharap menjadi ajang refleksi bagi seluruh kombatan. Peringatan 4 Desember, kata dia, adalah sebuah sejarah yang terjadi di Aceh dan wajib dikenang.

Sementara itu, Juru Bicara Fraksi Partai Aceh, Yahdi Hasan juga menyerukan kepada semua pihak yang memperingati Milad GAM untuk tetap menjaga ketertiban serta mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid.

Yahdi juga menyampaikan kepada pemangku kepentingan di negeri ini bahwa milad GAM akan terus diperingati setiap tahun.

“Peringantan milad GAM tentu akan terus dilaksanakan dalam setiap tahunnya sebagai momentum untuk mengingatkan sejarah perjuangan masyarakat Aceh dalam menuntut hak dan keadilan dari pemerintah pusat,” katanya.

Free Aceh Movement (GAM) founder Hasan di Tiro waves as he arrived in Banda Aceh, on Indonesia's Sumatra Island, on October 17, 2009. The founder of Aceh's separatist rebel movement set foot on the Indonesian province on October 17, to promote peace, only his second visit after nearly 30 years in exile and a war that killed thousands of people. Free Aceh Movement (GAM) founder Hassan di Tiro wanted to Pendiri Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Tgk Muhammad Hasan Ditiro saat berada di Banda Aceh, 17 Oktober 2009. (AFP/ANDI MADUSILA)

Yahdi berharap pemerintah Aceh dan RI untuk segera merealisasikan semua poin-poin dari nota kesepahaman (MoU0 yang disepakati di Helsinki, Finlandia, pada 2005 silam.

“Semua poin-poin MoU Helsinki termasuk Bendera, Lambang dan Himne Aceh yang telah disahkan oleh Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Aceh harus dilaksanakan,” tegasnya.

Sebagai informasi, milad GAM yang diperingati setiap 4 Desember merupakan tonggak berdirinya kelompok dikomandoi oleh Tgk Muhammad Hasan Ditiro selaku deklator. Ia mendeklarasikan GAM di Gunung Halimon, Kabupaten Pidie pada tahun 1976.

Konflik bertahun di Aceh itu pun berakhir setelah negosiasi yang berujung pada perjanjian Helsinki.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY