Ratu Elizabeth II Saksikan Perubahan Politik Besar-Besaran Hingga Hadapi Berbagai Skandal

0

Pelita.Online – Ratu Elizabeth II menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis (8/9/2022) dalam usia 96 tahun. Istana Buckingham mengatakan, ratu menderita “masalah mobilitas episodik” sejak akhir tahun lalu. Masalah kesehatannya ini memaksa ratu untuk menarik diri dari hampir semua acara publik.

Tugas resmi terakhir ratu berlangsung pada Selasa (6/9/2022), ketika dia bertemu dengan Perdana Menteri Inggris terpilih Liz Truss di Istana Balmoral. Truss resmi menjabat sebagai perdana menteri usai bertemu ratu. Dalam pertemuan itu, ratu berpesan agar Truss segera membentuk pemerintahan.

Truss menerima kabar kematian ratu pada Kamis sekitar pukul 16.30 waktu setempat. Truss mengatakan, kematian ratu adalah kejutan besar bagi bangsa dan dunia.

“Kematian Yang Mulia Ratu adalah kejutan besar bagi bangsa dan dunia,” kata Truss di luar kantornya di Downing Street.

“Ratu Elizabeth II memberi kami stabilitas dan kekuatan yang kami butuhkan. Dia adalah semangat Inggris Raya dan semangat itu akan bertahan,” kata Truss menambahkan.

Berita kematian ratu tidak hanya mengejutkan warga Inggris. Ungkapan belasungkawa mengalir dari para pemimpin di seluruh dunia. Salah satunya dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

“Warisannya sangat besar dalam sejarah Inggris, dan dalam kisah dunia kita,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.

Biden memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di Gedung Putih. Sementara di Paris, wali kota mengumumkan bahwa lampu Menara Eiffel akan dimatikan untuk menghormati kematian ratu. Sedangkan di pemerintah Brasil mengumumkan waktu berkabung selama tiga hari, serta Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Dewan Keamanan mengheningkan cipta sejenak atas kematian Sang Ratu.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga turut menyampaikan belasungkawa atas kematian Ratu Elizabeth II. “Semoga keluarga kerajaan dan warga Inggris diberikan kekuatan untuk menghadapi kehilangan yang tidak dapat diperbaiki ini,” ujarnya.

Ratu Elizabeth II merupakan kepala negara tertua dan terlama di dunia. Dia takhta pada usia 25 tahun setelah kematian ayahnya Raja George VI pada 6 Februari 1952. Dia secara resmi dinobatkan sebagai ratu pada Juni tahun berikutnya.  Penobatan pertama yang disiarkan di televisi adalah pendahuluan dari dunia baru, di mana kehidupan para bangsawan menjadi semakin disorot oleh media.

“Saya dengan tulus berjanji untuk melayani Anda, karena begitu banyak dari Anda berjanji untuk melayani saya. Sepanjang hidup saya dan dengan sepenuh hati, saya akan berusaha untuk menjadi layak atas kepercayaan Anda,” kata Elizabeth dalam pidato kepada rakyatnya di hari penobatannya.

Elizabeth menjadi pemimpin kerajaan pada saat Inggris masih mempertahankan sebagian besar kerajaan lamanya. Dia menghadapi kerusakan akibat Perang Dunia Kedua, dengan penjatahan makanan yang masih berlaku, serta kelas dan hak istimewa masih dominan di masyarakat.

Dalam dekade berikutnya, Elizabeth menyaksikan perubahan politik besar-besaran dan pergolakan sosial di dalam dan luar negeri. Keluarga kerajaan juga menghadapi berbagai skandal, yaitu perceraian Pangeran Charles dan mendiang istri pertamanya Diana yang menjadi konsumsi publik dan sorotan media. Skandal lainnya yaitu mundurnya cucu kesayangan ratu, Pangeran Harry dan istrinya Meghan Markle dari kerajaan Inggris. Mereka kini menjalani kehidupan di Amerika Serikat.

Elizabeth tetap menjadi simbol stabilitas dan kesinambungan yang bertahan lama bagi warga Inggris pada saat ekonomi nasional relatif menurun. Elizabeth juga mencoba menyesuaikan institusi monarki kuno dengan tuntutan era modern.

“Dia telah berhasil memodernisasi dan mengembangkan monarki tidak seperti yang lain,” ujar Pangeran William, yang sekarang menjadi pewaris takhta, dalam sebuah film dokumenter pada 2012.

Elizabeth adalah raja ke-40 dalam garis kerajaan yang mengikuti Raja Norman William Sang Penakluk, yang mengklaim takhta Inggris pada 1066 setelah mengalahkan penguasa Anglo-Saxon Harold II pada Pertempuran Hastings. Elizabeth berulang kali memecahkan rekor untuk penguasa Inggris. Dia  melampaui usia nenek buyutnya, Ratu Victoria yang meninggal dunia pada usia 63 tahun.

“Tidak dapat dihindari bahwa umur panjang dapat melewati banyak tonggak sejarah, tidak terkecuali saya sendiri,” kata Elizabeth.

Pernikahan Elizabeth dengan Pangeran Philip berlangsung 73 tahun. Mereka memiliki empat anak yaitu Charles, Anne, Andrew, dan Edward. Philip meninggal dunia pada April 2021.

Bagi sebagian besar warga Inggris, Elizabeth adalah sosok yang dihormati dan dikagumi. Kematiannya menandai akhir dari sebuah era kerajaan.

“Ketika orang-orang di seluruh dunia berbicara tentang ‘ratu’, yang mereka maksud sebenarnya adalah ratu kita. Itu adalah status yang dia miliki di setiap bagian dunia. Itu benar-benar luar biasa,” ujar mantan Perdana Menteri John Major.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa Charles tidak menikmati tingkat dukungan yang sama seperti ibunya, Elizabet. Ada spekulasi bahwa kematian Elizabeth akan meningkatkan sentimen publik.

“Dengan kehilangan ratu kami tercinta, kami telah kehilangan orang yang penuh kesetiaan, pelayanan, dan kerendahan hatinya yang teguh telah membantu kami memahami siapa kami melalui dekade perubahan luar biasa di dunia, bangsa, dan masyarakat kami,” ujar Uskup Agung Canterbury, Justin Welby.

Ratu tidak hanya menjadi kepala negara Inggris Raya tetapi juga Australia, Bahama, Belize, Kanada, Grenada, Jamaika, Selandia Baru, Papua Nugini, Saint Lucia, Saint Kitts dan Nevis, Tuvalu, Solomon  Kepulauan, Saint Vincent dan Grenadines, dan Antigua dan Barbuda.

sumber : republika.co.id

LEAVE A REPLY