Rezim Assad Tangkapi Para Komandan Rekonsiliasi di Daraa

0
Foto: Pejuang Pasukan Pembebasan Suriah yang tergabung dalam Fron Selatan sebelum rekonsiliasi

Pelita.Online, Daraa – Militer Bashar Assad terus melanggar perjanjian rekonsiliasi yang ditandatangani antara oposisi Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) dan penjajah Rusia di provinsi Daraa, Suriah selatan. Penangkapan tersebut menimpa para komandan dan elemen kelompok yang dikenal Faksi Rekonsiliasi.

Para Aktivis mengatakan kepada jaringan berita, Shaam Network, Ahad (14/10), intelijen udara militer Assad menangkap Musthafa Al-Kasem (lebih dikenal dengan nama Ajluqah), komandan senior faksi oposisi di provinsi Daraa, Suriah selatan.

Aktivis menjelaskan bahwa pasukan Assad telah menyiapkan penyergapan terhadap Kasem. Operasi itu akhirnya dilakukan saat Kasem dalam perjalanan menuju daerah Stasiun Pinggiran Daraa. Ia ditangkap dan dibawa ke tempat yang diketahui.

Setelah penangkapan itu, para loyalis Kasem menutup sejumlah jalan utama. Mereka menggelar demonstrasi di daerah Daraa Al-Balad dan menuntut pemimpinnya itu dibebaskan.

Ini bukan kali pertama pasukan Assad melanggar perjanjian rekonsiliasi. Beberapa hari sebelumnya, tiga pemimpin faksi oposisi yang menandatangani rekonsiliasi di Kota Inkhal, Daraa, mengalami nasib serupa. Tiga komandan paling menonjol yang ditangkap itu, Yasir Ar-Rusydan yang lebih dikenal Ibnu Badi’ah. Padahal, dia paling cepat bergabung dalam barisan kelompok yang dibentuk rezim setelah Daraa direbut.

Keamanan pidana militer Assad menangkap Yasir Ar-Rusydan bersama Malik Barghash. Keduanya merupakan pemimpin FSA paling tersohor di Kota Inkhal. Barghash menandatangani kesepakatan rekonsiliasi dengan rezim namun kini dikhianati.

BACA JUGA  Anadolu: Oposisi Tarik Seluruh Senjata Berat dari Zona Demiliterisasi Idlib

Kantor Dokumentasi Syuhada di provinsi Daraa, bulan lalu, mencatat 39 kali penangkapan di Daraa oleh rezim Suriah. 16 di antaranya menimpa mantan pejuang oposisi. Bahkan, 9 dari 16 itu komandan. Mereka menjadi sasaran penangkapan tiga dinas keamanan rezim, yaitu Dinas Intelijen Militer, Intelijen Umum dan Intelijen Udara.

Kantor tersebut mencatat bahwa pihaknya juga mendokumentasikan 204 kasus penangkapan oleh rezim sejak jatuhnya provinsi Daraa. Sebanyak 118 korban penangkapan masih dalam tahanan. Mayoritas dari mereka yang ditangkap mantan pejuang FSA yang ikut menandatangani kesepakatan rekonsiliasi. Rezim dengan mudah menangkap mereka atas tuduhan terlibat Organisasi Daulah Islamiyah (ISIS) dan Jabhah Nusrah (JN).

Daraa yang dikenal sebagai ibukota revolusi jatuh ke tangan rezim tanpa pertempuran sengit. Para komandan FSA di wilayah itu lebih memilih menjalin rekonsiliasi daripada melawan. Pejuang-pejuang yang menolak rekonsiliasi dipindahkan ke Idlib.

Kiblat.net

 

LEAVE A REPLY