10 Hal yang harus diketahui seputar kesehatan jiwa di kantor

0
Ilustrasi stres di tempat kerja. ©Shutterstock

Pelita.Online – Kesehatan mental menjadi masalah serius bagi manusia modern. Tuntutan kerja yang tinggi, persaingan ketat, dan lingkungan yang kurang ideal kerap memicu depresi atau gangguan kejiwaan lain.

1. Masalah kesehatan jiwa hadir di setiap tempat kerja

Satu dari lima orang dewasa Amerika mengalami penyakit jiwa setiap tahun. Beberapa gangguan kesehatan jiwa di antaranya gangguan bipolar, stres, depresi, dan gangguan panik.

“Kesehatan jiwa sangat banyak spektrumnya,” kata konsultan kesehatan jiwa di tempat kerja yang juga CEO Mind Share Partners, Kelly Greenwood, dikutip dari Forbes, Rabu (10/10/2018). “Sangat sedikit orang yang 100 persen sehat secara mental.”

Ketika terkena gangguan kesehatan jiwa, beberapa karyawan tidak dapat bekerja. “Kami tahu, depresi adalah penyebab nomor satu karyawan tidak hadir di tempat kerja,” kata Karl Shallowhorn, seorang penasihat program pendidikan dan kesehatan mental Community Health Center of Buffalo.

“Masalah lain yang terjadi adalah presenteisme, yang mana seseorang sedang bekerja, tetapi pikiran mereka tidak benar-benar ada di sana (mengerjakan pekerjaan).”

Meskipun perkiraan bervariasi, satu studi menemukan, Amerika Serikat kehilangan USD193,2 miliar pendapatan per tahun karena masalah kesehatan jiwa. Menghadapi kenyataan ini sangat penting, perusahaan sebaiknya tidak mengabaikan kesehatan jiwa di tempat kerja karena dapat berdampak negatif pada bisnis.

2. Karyawan punya hak atas kesehatan jiwa di tempat kerja

Meskipun ada banyak perusahaan yang mendukung kesehatan jiwa karyawan, ada juga hal-hal yang harus dilakukan perusahaan.

Menurut U.S. Equal Employment Opportunity Commission, bos tidak boleh memecat karyawan, memaksa berhenti bekerja atau menolak karyawan untuk pekerjaan atau promosi yang dinilai berdasarkan kesehatan jiwa.

Bos harus menyediakan akomodasi yang layak untuk kesehatan jiwa karyawan. Menurut National Alliance on Mental Illness, karyawan dapat mengambil cuti tanpa bayaran hingga 12 minggu untuk menangani krisis kejiwaan.

Menurut Mental Health Parity and Addiction Equity Act, rencana asuransi kesehatan harus mencakup kesehatan jiwa.

Memahami hak-hak karyawan dapat membantu memberdayakan karyawan yang membutuhkan perawatan kesehatan jiwa.

3. Karyawan dengan gangguan kejiwaan perlu lingkungan kerja suportif

Pada akhirnya masyarakat menjadi lebih sadar akan kebutuhan untuk mengatasi kesehatan jiwa. Beberapa pengusaha melakukan hal yang sama.

Salah satu langkah terbesar yang dapat dilakukan oleh pihak kantor adalah mengubah budaya di sekitar karyawan bekerja, terutama stigma negatif. Pandangan buruk dan tidak diterima lagi di lingkungan kerja.

“Tujuannya adalah agar karyawan cukup percaya diri untuk mengatakan, kapan mereka butuh bantuan,” kata Howard.

4. Obrolan kesehatan jiwa antara karyawan dan manajemen perusahaan dapat membantu pemulihan

Obrolan proaktif dapat membantu sebagian karyawan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan di tempat kerja. Howard merekomendasikan, karyawan dapat mempersiapkan diri dengan catatan dokter, yang menjelaskan diagnosis gangguan kesehatan jiwa dan rekomendasi dokter.

“Ketika Anda meminta akomodasi dari bos, bicarakan dengan penuh percaya diri. Biarkan semua orang tahu, ini akan membantu Anda menjadi karyawan yang lebih produktif,” jelas Howard.

5. Mengabaikan masalah kesehatan jiwa di tempat kerja dapat memperburuk keadaan

Karyawan yang punya masalah kesehatan jiwa dapat menemukan rencana perawatan terbaik. Sayangnya, perjuangan perawatan mereka dapat menjadi lebih buruk tatkala tempat kerja tidak mendukung.

Perusahaan dapat menawarkan program dan kepemimpinan yang bijaksana untuk mendukung karyawan saat mereka bekerja. Ini untuk mengatasi dan meningkatkan pemulihan kesehatan jiwa mereka.

Kepemimpinan berperan besar dalam menghilangkan stigma kesehatan jiwa di tempat kerja. Pemimpin dapat mendirikan program pelatihan seperti Mental Health First Aid at Work dan karyawan dapat berbicara bebas tentang pengalaman kesehatan jiwa yang dialami.

6. Banyak karyawan tidak menyadari mereka punya akses ke program bantuan karyawan

 Satu sumber daya yang disediakan beberapa perusahaan untuk karyawan adalah program bantuan karyawan. Penawaran tersebut biasanya kurang dimanfaatkan, tapi sangat dibutuhkan.

Di beberapa perusahaan Amerika Serikat, karyawan mengakses program bantuan karyawan hanya lewat telepon, yang tidak diungkapkan kepada bos mereka. Program bantuan karyawan mencakup beberapa sesi konseling gratis dan membuat rujukan ke penyedia kesehatan jiwa bila diperlukan.

7. Gangguan kesehatan jiwa sebagian besar dapat diobati

Dari program bantuan karyawan, perawatan masalah kesehatan jiwa dapat membuat karyawan pulih dan kembali bekerja produktif. Sebagian masalah kesehatan jiwa dapat disembuhkan, bahkan kondisi kesehatan jiwa kronis yang parah bisa sembuh.

Cara terbaik untuk mencapai hasil yang positif adalah punya sumber daya dan dukungan di lingkungan kerja sehingga karyawan dapat mengatasi masalah kesehatan jiwa sesegera mungkin.

“Intervensi dini sangat penting,” jelas Karl Shallowhorn, seorang penasihat program pendidikan dan kesehatan mental Community Health Center of Buffalo, dikutip dari Forbes, Rabu (10/10/2018).

“Kemudian karyawan bisa mendapatkan bantuan dan kembali atau tetap berada di posisi mereka,” lanjut Karl.

8. Karyawan dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesejahteraan

Karyawan dapat membantu pulihkan kesehatan jiwa mereka sendiri. Seperti tidur, olahraga yang cukup, dan memanfaatkan layanan penyedia layanan kesehatan untuk mengidentifikasi perawatan apa yang paling berhasil.

Sementara di tempat kerja, karyawan dapat meningkatan kesehatan jiwa sendiri dengan istirahat, dan membuat rencana pribadi untuk mengidentifikasi tanda-tanda peringatan gangguan kesehatan jiwa.

9. Kebanyakan orang tidak tahu bagaimana merespons tanda gangguan kesehatan jiwa yang dialami karyawan lain

 Keadaan darurat kesehatan jiwa dapat terjadi di tempat kerja, seperti terserang panik. “Orang tahu apa yang harus dilakukan jika Anda pingsan,” kata Gabe Howard, karyawan yang pernah alami gangguan bipolar. “Tetapi bila seseorang kena serangan panik, maka orang-orang saling berbisik. Tidak ada yang tahu apa yang harus dilakukan.”

Tapi ada solusinya. Di perusahaan Amerika Serikat, ada Mental Health First Aid at Work membantu manajer dan karyawan memahami tanda dan gejala keadaan darurat kesehatan jiwa yang sedang berlangsung serta bagaimana meresponsnya.

10. Rekan kerja dapat membantu tangani kesehatan jiwa karyawan lain

Menurut American Psychiatric Association, rekan kerja dapat menciptakan suasana yang mendukung di tempat kerja dengan cara berikut:

1. Perhatikan perubahan perilaku yang terlihat oleh rekan kerja. Apakah mereka tampak lelah, jengkel atau sedih.

2. Di ruangan kerja, rekan kerja dapat menyampaikan, mereka memperhatikan perubahan, dan menyatakan keinginan untuk mengetahui, apakah karyawan tersebut baik-baik saja.

3. Rekan kerja dapat bertindak sebagai pendengar. Bagikan informasi apa pun kepada rekan kerja sehingga mereka bisa menolong bila Anda membutuhkan bantuan.

Demikian serba-serbi kesehatan jiwa di tempat kerja yang perlu diketahui oleh karyawan, bos, dan manajemen.

merdeka.com

LEAVE A REPLY