RIP Romo Romualdus Maryono SJ, Perginya Pribadi yang Peduli pada Orang Berkekurangan

0

Pelita.online – Mendung menggantung di atas langit Kota Semarang, menyusul kabar duka yang datang dari Paroki Santo Yusuf, Gedangan, Semarang. Pastor Paroki tertua di ibukota Jateng itu, Romo Romualdus Maryono, SJ (62) meninggal dunia, setelah terpapar Covid-19.

Romo Maryono menghembuskan nafas terakhirnya, Kamis (12/11/2020) pukul 09.55 WIB, setelah menjalani perawatan di RS St Elisabeth Semarang. Humas RS Elisabeth Semarang, Probowati mengatakan, Romo Maryono terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil swab polymerase chain reaction (PCR). “Beliau meninggal, setelah dirawat dua hari di Bangsal Carolus. Gejalanya demam tinggi selama seminggu,’’ ujar Probowati.

Bangsal Carolus, selama ini menjadi tempat isolasi bagi para pasien covid-19 di RS St Elisabeth. Jasad mendiang Romo Romualdus Maryono SJ telah dimakamkan bersama para jesuit di makam Giri Sonta, Ungaran,Kamis, pada pukul 14.00 WIB dengan protokol Covid-19.

Sontak, kepergian Romo Maryono menjadi duka mendalam bagi umat Katolik di Kota Semarang. Bagi Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang (KAS) Romo Edy Purwanto Pr, sosok Romo Maryono adalah sosok pelayan yang bukan saja dekat dengan umat yang dilayaninya, melainkan dekat dengan banyak kalangan di luar gereja, tanpa melihat latar belakang agama, suku dan golongannya.

‘’Kami mengenal beliau sebagai sosok pelayan yang sangat peduli dengan orang-orang miskin, mereka yang berkekurangan, apalagi di masa pandemi ini,’’ ujar Romo Edy kepada Beritasatu.com, Jumat (13/11/2020).

Di kalangan internal, figur Romo Maryono juga sangat berkontribusi dalam pelayanan pastoral. ‘’Pemikirannya dalam hal tugas-tugas pelayanan pastoral bukan sekadar biasa saja atau asal jalan, melainkan dilandasi komitmen iman yang sangat kuat, utamanya terobosannya untuk menggugah umat peduli pada sesama, pada mereka yang berkekurangan,’’ paparnya.

Romo Maryono, misalnya, giat menggerakan umat untuk mendirikan credit union (CU) atau koperasi kredit, yang dananya dikelola untuk anggota dan disalurkan pula untuk membantu umat setempat maupun warga di sekitar paroki yang berkekurangan.

Peringatan
Romo Romualdus Maryono, yang lahir di Wonosobo, 7 Februari 1959 ditahbiskan pada 1995. Saat menjadi frater pernah berkarya di Yayasan Kanisius Surakarta. Setelah itu, mengampu pelayanan pastoral di Paroki Santa Perawan Maria, Blok Q Jakarta Selatan, kemudian ditugaskan ke Paroki Santa Theresia Bongsari Semarang, sebelum kemudian ke Paroki Santo Yusuf Gedangan Semarang, selama empat tahun terakhir.

Kabar meninggalnya pastor akibat positif Covid-19, membuat pihak Keuskupan Agung Semarang meminta umat dan pastor untuk tetap waspada dan hati-hati akan bahaya penularan virus corona itu.

‘’Meninggalnya Romo Maryono yang terpapar Covid-19 menjadi sinyal peringatan bagi kita semua, untuk waspada dan hati-hati bahwa pandemi ini belum berakhir, ini ancaman nyata yang ada di depan mata,’’ ujar Romo Edy yang juga adalah Koordinator Satgas Penanganan Covid-19, Keuskupan Agung Semarang.

Menurut Romo Edy, sejak pandemi melanda pada pertengahan Maret 2020, aktivitas peribadatan di seluruh paroki ditutup/dihentikan sementara, dan diganti dengan misa daring. Aktivitas itu baru dibuka pada 18 Juli 2020, saat pemberlakukan adaptasi kebiasaan baru.

‘’Tapi pada periode Juli-September, misa luring baru digelar oleh sekitar 20-25 paroki. Baru pada akhir Oktober, telah dilaksanakan oleh 82 paroki dari total 107 paroki di lingkungan Keuskupan Agung Semarang,’’ tambahnya.

Misa luring itu pun, kata Romo Edy, digelar dengan jumlah umat yang sangat terbatas dan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Di Paroki Santa Perawan Ratu Rosario Suci Katedral Semarang, misalnya, dari normalnya diikuti maksimal 700 umat, maka pada masa pandemi dikurangi menjadi maksimal 270 umat. Sedangkan di Paroki Santo Yusuf Gedangan, misa luring hanya diikuti oleh 15 umat.

‘’Jadi, sebenarnya kami sudah melaksanakan prokes dan batasan jumlah umat sesuai yang diinstruksikan Satgas Covid-19. Namun, musibah bisa menimpa siapa saja, tanpa kecuali. Maka, sekali lagi, kami ingatkan kepada umat dan paroki, untuk waspada dan hati-hati pada bahaya penularan virus corona. Pandemi ini menjadi tanggung jawab kita bersama, kita berdoa bersama agar pandemi ini segera berakhir,’’ tandas Romo Edy.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY