Tantangan Sektor Properti Untuk Cagub DKI

0
Dok.Erwinkallonews.com

JAKARTA, Pelita.Online – Sebagai kebutuhan dasar, rumah saat ini sudah tidak terjangkau harga belinya oleh sebagian kalangan, terutama bagi masyarakat kota Jakarta yang ingin membeli rumah di Jakarta.

Harga rumah di Jakarta berdasarkan riset yang dilakukan portal rumah123.com, sekitar 95% rumah yang dipasarkan saat ini berada pada harga Rp 480 juta ke atas. Sementara hanya 5% rumah yang tersedia dengan harga di bawah itu.

Kondisi yang sama juga terjadi pada kota-kota penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sebanyak 78% rumah memiliki harga di atas Rp 480 juta sebanyak 78 persen. Padahal, lebih banyak warga Jakarta yang bisa mengakses rumah dengan harga di bawah Rp 480 juta sementara ketersediaannya sangat minim

Menurut Country Manager Rumah123.com Ignatius Untung, masyarakat yang bisa mengakses rumah di bawah Rp 480 juta adalah yang memiliki pendapatan di bawah Rp 4 juta, rentang Rp 4 juta-Rp 7 juta, dan Rp 7 juta hingga Rp 12 juta per bulan.

“Pemerintah masih memberikan perhatian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan income di bawah Rp 4 juta per bulan melalui KPR subsidi. Tetapi, perhatian untuk mereka yang berpenghasilan Rp 4 juta-Rp 12 juta per bulan untuk bisa membeli rumah masih kurang.”

Ia berharap, kedua calon gubernur DKI Jakarta saat ini yaitu Basuki Tjahaya Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Yusuf dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memberikan perhatian terkait masalah ini dalam program perumahan yang mereka tawarkan kepada masyarakat.

Untung menilai program yang ditawarkan kedua kandidat ini belum mencakup permasalah perumahan yang ada di Jakarta secara menyeluruh.

Untung menekankan terdapat tiga masalah yang harus dicarikan solusinya oleh Ahok-Djarot dan Anies-Sandi. Pertama adalah kebutuhan perumahan masyarakat, terutama untuk generasi milenial dengan penghasilan menengah Rp 7 juta hingga Rp 12 juta untuk memiliki rumah. “Selama ini pilihan yang bisa mereka ambil adalah menyewa rumah kost. Mau sampai kapan? Nggak mungkin selamanya,” kata Untung.

Selanjutnya, Untung menilai program perumahan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi masih berkutat pada penyediaan rumah yang dilakukan pemerintah dan sama sekali belum melibatkan pengembang termasuk mekanisme pelibatan pengembang dalam bersama-sama mengatasi permasalahan perumahan di Ibu Kota.

“Pelibatan pengembang bisa dilakukan dengan membuat regulasi tentang pasar sasaran, dan insentif berupa kemudahan perizinan,” ucap Untung.

Tantangan selanjutnya adalah pengadaan lahan untuk membangun rumah dengan harga terjangkau yang menjadi tugas pemerintah. Ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi siapapun yang terpilih untuk bisa menyediakan lahan murah untuk permukiman di Jakarta.

“Tanah memang isu yang sensitif. Tapi pemerintah bisa mengadakannya dengan skema tertentu yang sama-sama menguntungkan baik bagi pemerintah, pengembang maupun masyarakat.”

GB/Erwinkallonews.com

LEAVE A REPLY