Turki Bantah Tembak Artileri yang Tewaskan 9 Turis di Irak

0

Pelita.Online –Turki membantah laporan bahwa mereka menembakkan peluru artileri yang menewaskan sembilan turis di wilayah Kurdi di Irak pada Kamis (21/7).
“Turki menentang semua jenis serangan yang menargetkan warga sipil. Turki melakukan perlawanan terhadap terorisme sesuai dengan hukum internasional,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.

Pernyataan ini dirilis sebagai tanggapan atas pernyataan Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi, yang menyatakan bahwa Turki bertanggung jawab atas serangan ini.

“Pasukan Turki melakukan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Irak,” kata Kadhimi melalui Twitter, seperti dikutip Reuters.

Serangan yang menewaskan sembilan orang itu terjadi di Desa Parakh, Distrik Zakho. Serangan tersebut turut melukai 23 orang.

Sebagaimana diberitakan AFP, kebanyakan korban merupakan turis domestik yang ingin mendinginkan diri dari rasa panas di pegunungan utara Kurdi.

Seorang pejabat Kurdi menyatakan bahwa jasad sembilan orang yang tewas ini akan dikirimkan ke Baghdad dari Arbil.

Dari Baghdad, jenazah bakal diberikan ke pihak keluarga untuk dikuburkan di kampung halaman masing-masing.

Serangan ini memicu amarah warga Irak. Mereka akhirnya berdemo di kantor visa Turki di Baghdad, Kamis (21/7). Jurnalis AFP melaporkan masyarakat berteriak menuntut pengusiran duta besar Turki di Irak.

“Kami ingin membakar kantor kedutaan besar [Turki]. Duta besar negara itu harus diusir. Pemerintah kami tidak melakukan apa pun,” kata salah satu demonstran, Ali Yassin.

Namun, pemerintah Irak mengaku telah memanggil kuasa usaha Turki. Baghdad juga menuntut Ankara meminta maaf secara formal dan menarik pasukan mereka dari seluruh wilayah Irak.

Namun, Turki menyatakan bahwa serangan ini didalangi oleh organisasi teroris, yang merujuk pada kelompok Kurdi.

“Kami mendesak pemerintah Irak untuk tidak menyampaikan pernyataan yang dipengaruhi oleh retorika dan propaganda organisasi teroris keji ini, dan terlibat dalam kerja sama untuk menguak pelaku tindakan kejam ini,” tulis Kemlu Turki.

Turki sendiri sempat menyerang wilayah di utara Irak pada April lalu di bawah “Operasi Claw-Lock.” Ankara mengaku pihaknya menargetkan militan dari Partai Buruh Kurdi (PKK).

PKK kerap melakukan serangan mematikan di wilayah tenggara Turki sejak 1984. Turki dan negara Barat menilai kelompok tersebut sebagai organisasi teroris.

Selama 25 tahun terakhir, militer Turki menempatkan puluhan pos penjagaan di wilayah utara Irak, yang mayoritas dipenuhi warga Kurdi, sebagai upaya mengatasi pemberontakan di tenggara negaranya.

sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY