Turki Tambah Pasukan di Pos-pos Pengamatan Sekitar Idlib dan Hama

0
Foto: Militer Turki di Perbatasan Suriah

Pelita.Online, Idlib – Pasukan rezim Suriah telah menggempur wilayah yang dikuasai oposisi di Suriah barat laut. Sedikitnya lima orang tewas di hari kedua pemboman. Pada Ahad (09/09/2018), konvoi kendaraan militer Turki menyeberang ke provinsi Idlib.

Menurut laporan Al-Jazeera, selama 10 hari terakhir, sejumlah konvoi serupa yang membawa senjata dan mobil lapis baja telah memasuki Suriah utara untuk memperkuat 12 pos pengamatan yang diawaki oleh tentara Turki.

Pos-pos ini terletak di daerah-daerah oposisi di Aleppo barat, provinsi Hama dan Idlib utara. Didirikan di bawah perjanjian de-eskalasi yang disepakati oleh Turki, Iran dan Rusia.

“(Bala bantuan ini) adalah tanda bahwa Turki memperlakukan masalah Idlib dengan sangat serius dan tidak akan dengan mudah menutup mata pada setiap desain militer Rusia, rezim atau Iran untuk itu,” kata Galip Dalay, direktur penelitian di Forum Sharq yang berbasis di Istanbul.

Dalay mengatakan Turki tidak akan menarik pasukannya dari pos pengamatan dalam waktu dekat, kecuali jika mencapai kesepakatan dengan Rusia, Iran dan pemerintah Suriah.

“Pada tahap ini, saya tidak melihat kesepakatan yang ada,” katanya. “Selama periode ini, serangan yang ditargetkan akan terus berlanjut, tetapi tidak akan menghasilkan gelombang besar pengungsi,” katanya.

Sementara itu, serangan yang meningkat pada hari Ahad menargetkan desa-desa di selatan Idlib dan provinsi Hama utara. Seorang bayi dan seorang anak kecil tewas di desa Habeit di selatan Idlib dalam serangan bom barel.

Tiga lainnya, termasuk seorang perwira oposisi, terbunuh dalam serangan udara dan penembakan yang melanda provinsi Hama utara.

Abd al-Karim al-Rahmoun, seorang anggota White Helmet di Hama utara, mengatakan bahwa sekitar setengah penduduk lokal telah meninggalkan wilayah yang berpenduduk jarang itu untuk menghindari pemboman.

Di sisi lain, ratusan orang telah melarikan diri dari serangan di Hama utara dan provinsi selatan Idlib. Namun belum ada gelombang pergerakan warga sipil yang signifikan ke arah utara.

Dalam beberapa kasus, para aktivis mengatakan bahwa orang-orang meninggalkan desa mereka di pagi hari dan kembali setelah matahari terbenam setelah pengeboman berhenti.

Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), selama 72 jam terakhir, pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar Assad dan sekutunya Rusia, telah menembaki wilayah yang dikuasai oposisi dengan 1.060 kali serangan udara, penembakan dan bom barel.

Sebagai tanggapan, al-Jabha al-Wataniya lil-Tahrir (NLF), kelompok oposisi bersenjata utama yang berkoalisi dengan Turki menembaki posisi pasukan rezim di Hama utara.

Kiblat.net

LEAVE A REPLY