Update Kasus Brigadir J: Pemeriksaan Vera hingga TNI Utus Dokter F

0

Pelita.Online – Kasus kematian Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo, Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7) lalu, mulai menemukan titik terang.
Sejak awal polisi mengklaim Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan Bharada E yang juga merupakan ajudan Sambo.

Namun, pihak keluarga tak percaya begitu saja Brigadir J tewas karena baku tembak. Mereka curiga dengan luka lebam, bekas sayatan, hingga jari tangan Brigadir J putus.

Kecurigaan tersebut mendorong pihak keluarga membuat laporan dugaan pembunuhan berencana ke Bareskrim Polri dan meminta dilakukan autopsi ulang.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sudah dua kali meminta perkara ini diusut tuntas. Jokowi tak ingin ada yang ditutupi dalam pengungkapan kasus tersebut.

Berikut perkembangan terbaru kasus kematian Brigadir J:

CCTV Ditemukan
Polisi telah menemukan kamera CCTV sepanjang jalan dari Magelang, Jawa Tengah, hingga rumah Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Polisi akan menjadikan rekaman CCTV itu sebagai bukti untuk mengungkap kasus penembakan Brigadir J yang diduga tewas di rumah Sambo.

“CCTV sepanjang jalan dari Magelang sampai dengan TKP sini, itu juga sudah ditemukan penyidik,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat ditemui di kediaman Sambo, Sabtu (23/7).

Saat ini CCTV yang ditemukan masih diperiksa oleh laboratorium forensik Polri untuk mengklarifikasi dan kalibrasi demi mencocokkan waktunya. Karena, waktu yang ada di CCTV dengan real time harus sama.

Kekasih Brigadir J Diperiksa
Polisi juga telah memeriksa kekasih Brigadir J, Vera. Pemeriksaan terhadap Vera digelar di di Polda Jambi, Minggu (24/7) kemarin. Vera yang didampingi dua kuasa hukumnya diperiksa mulai pukul 11.00 sampai 18.50 WIB

“Dalam pemeriksaan penyidik menanyakan percakapan terakhir mereka,” kata kuasa hukum Vera, Ramos Hutabarat, dikutip dari Antara.

Ramos mengatakan Vera dicecar 32 pertanyaan selama pemeriksaan. Menurutnya, pemeriksaan hari kedua hanya mendalami pertanyaan yang ditanyakan penyidik sebelumnya.

Ramos menyebut handphone milik Vera juga disita oleh penyidik untuk dijadikan sebagai barang bukti.

Kuasa hukum Vera, Ferdi menjelaskan kliennya terakhir kali berkomunikasi melalui telepon dengan Brigadir J pada Jumat (8/7) pukul 16.43 WIB, sebelum insiden yang dialami Brigadir J.

Sementara itu, Vera mengatakan bahwa isi komunikasi dirinya dengan Brigadir J sebelum kejadian biasa saja.

“Sebelum kejadian itu tidak ada kejanggalan, kami berkomunikasi seperti biasa,” kata Vera. Di mata Vera, Brigadir J merupakan orang baik.

Autopsi Ulang
Polri menyetujui dilakukannya autopsi ulang atau ekshumasi terhadap jasad Brigadir J. Ekshumasi dijadwalkan pada Rabu (27/7) di Jambi, di lokasi pemakaman tempat Brigadir J.

“Diputuskan untuk pelaksanaan ekshumasi di Jambi akan dilaksanakan pada Rabu besok,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, Sabtu (23/7).

Proses ini melibatkan para pakar forensik, Perhimpunan Kedokteran Forensik Indonesia, ahli forensik dari sejumlah universitas, termasuk pihak-pihak yang diusulkan oleh kuasa hukum keluarga Brigadir J seperti rumah sakit dan tim forensik dari unsur di luar Polri.

TNI Bantu Autopsi Ulang
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa telah mengirim perwakilan dokter TNI untuk membantu proses autopsi ulang jasad Brigadir J di Jambi, Rabu 27 Juli mendatang.

Andika mengatakan salah seorang dokter forensik dari Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto akan bergabung dengan tim Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).

“Kami sudah diberi tahu oleh Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia. Dan perhimpunan ini sudah juga memilih, salah satunya dokter TNI,” ujar Andika di Mabes TNI, Jakarta Timur, Minggu (24/7).

“Dipilih oleh Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia karena memang punya kompetensi. Dokter F, ini dari RSPAD,”kata dia.

Komnas HAM Periksa Dokter Autopsi
Komnas HAM akan menggali keterangan dari dokter forensik yang melakukan autopsi terhadap jenazah Brigadir J pada hari ini, Senin (25/7).

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan pihaknya ingin menggali informasi ihwal penyebab kematian Brigadir J.

“Kami akan menggali keterangan atau mendalami keterangan dan lain sebagainya kepada dokter yang melakukan autopsi,” kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengutip Antara, Minggu (24/7).

Sebelumnya, Komnas HAM berencana memeriksa Irjen Ferdy Sambo dan istrinya Putri Sambo untuk meminta keterangan terkait kematian Brigadir J. Selain itu, Komnas HAM juga akan memeriksa seluruh pihak yang terkait dengan kematian Brigadir J.

Rekaman Elektronik Dugaan Pembunuhan
Kuasa hukum Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengklaim sudah menemukan rekaman elektronik yang berkaitan dengan dugaan pembunuhan berencana.

“Satu hal yang perlu diinformasikan adalah kami sudah menemukan jejak digital dugaan pembunuhan berencana, artinya ada rekaman elektronik,” kata Kamaruddin Simanjutak dikutip dari Antara.

Menurutnya, berdasarkan rekaman elektronik yang diperoleh, Brigadir J ketakutan hingga menangis pada Juni 2022. Dugaan ancaman pembunuhan terus berlanjut hingga satu hari menjelang kejadian.

“Namun salah satu yang saya pastikan, itu pengancamannya di Magelang (Jawa Tengah). Untuk TKP tidak tertutup kemungkinan bisa terjadi di Magelang atau antara Magelang-Jakarta atau di rumah Ferdy Sambo,” kata Kamaruddin.

Jokowi Berikan Peringatan Kedua
Presiden Jokowi sudah dua kali angkat suara dan memberikan peringatan terkait kasus kematian Brigadir J.

Jokowi pertama kali merespons kasus tersebut pada Selasa (11/7) atau sehari berselang setelah kematian Brigadir J terungkap ke publik. Kala itu, ia meminta Polri untuk mengusut tuntas kematian Brigadir J.

Jokowi kembali meminta Polri mengusut tuntas kasus itu pada Kamis (22/7). Ia bahkan meminta agar tak ada yang ditutup-tutupi dalam proses penyelidikan kasus ini.

“Usut tuntas, buka apa adanya. Jangan ada yang ditutup-tutupi, transparan,” kata Jokowi di Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur.

sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY