Wagub DKI Yakin Kapasitas RS Covid-19 di Jakarta Tidak Kolaps

0
Doctor Moyra Lopez comforts a terminal patient at the so-called 'humanized farewell' room, where patients recieve messages from their relatives through technological devices, at the Barros Luco Hospital, in Santiago, on July 22, 2020. - As the fatality rate in coronavirus-hit Chile is on a halt, the humanized farewell room first intended only for Covid-19 cases, is now used for all terminal patients. (Photo by Martin BERNETTI / AFP)

pelita.online-Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yakin Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Jakarta tidak akan kolaps di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang terus meningkat. Pasalnya, Pemprov DKI terus melakukan penambahan kapasitas di RS secara bertahap sesuai dengan situasi dan kebutuhan.

“Sudah sering kami sampaikan, DKI Jakarta akan terus meningkatkan dan mengupayakan ketersediaan berbagai fasilitas mulai dari RS rujukan, laboratorium, tempat tidur isolasi, ruang ICU, bahkan tempat pemakaman. Kami pastikan, insyaallah, kami bisa terus menyiapkan berbagai fasilitas,” ujar Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (26/1/2021).

Salah satu contohnya, kata Ariza, RS rujukan yang ditambahkan secara bertahap sejak Maret 2020 hingga saat ini. Pada Maret 2020, hanya terdapat 8 RS rujukan Covid-19 di Jakarta. Kemudian jumlah tersebut terus ditambahkan secara bertahap, mulai April bertambah menjadi 13 RS rujukan, Mei bertambah menjadi 67 RS, September bertambah 98 RS rujukan dan awal Januari 2021 bertambah menjadi 101 RS rujukan.

Bahkan, kata Ariza, pihaknya sudah meminta beberapa RS non-rujukan untuk menjadi RS rujukan Covid-19. “Rumah sakit-rumah sakit yang belum menjadi RS rujukan, kami minta, sudah mulai proses, menjadi RS rujukan,” ungkap dia.

Tak hanya itu, tutur Ariza, kapasitas 101 RS rujukan tersebut juga terus ditingkat secara bertahap. Hampir setiap pekan pada bulan Januari 2021, kapasitas tempat tidur isolasi dan ICU di 101 RS rujukan terus ditingkatkan dengan memaksimalkan 50 persen tempat tidur yang ada di RS rujukan tersebut menjadi tempat tidur isolasi dan ICU.

Hal ini sesuai dengan amanat Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 55 Tahun 2020 tentang Peningkatan Kapasitas Perawatan bagi Pasien Covid-19 di RSUD dan RS Rujukan Covid-19 yang salah satu poinnya meminta kepada Direktur RS Rujukan Covid-19 di Jakarta agar meningkatkan kapasitas perawatan pasien Covid-19 50 persen dari kapasitas total yang tersedia di Rumah Sakit masing-masing.

“Semuanya sudah diatur (RS rujukan mana saja yang ditingkatkan kapasitasnya). Pokoknya, prinsipnya semuanya kita tingkatkan kapasitasnya,” tandas Ariza.

Meskipun demikian, Ariza lebih menekankan penanganan dan pencegahan Covid-19 di hulu sehingga tidak terlalu membebankan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang menjadi benteng terakhir dalam perjuangan melawan Covid-19. Langkah Pemprov DKI untuk penanganan di hulu antara lain, memperkuat satgas RT/RW, menghadirkan sebanyak mungkin aparat dan petugas untuk mengawasi, memantau dan menindak pelanggar protokol kesehatan.

Menurut Ariza, penanganan di hulu yang terpenting adalah kesadaran masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Jadi, kami berharap bahwa disiplin warga menjadi sebuah kebutuhan, bukan karena ada peraturan, bukan karena adanya aparat, dan bukan bukan karena beratnya sanksi yang diberikan, itu yang sangat kami harapkan. Mari seluruh warga Jakarta, kita jadikan protokol Covid-19 ini sebagai kebutuhan sehari-hari kita, menjadi pola hidup baru kita,” pungkas Ariza.

Diketahui, jumlah kasus positif Covid-19 secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 254.580 kasus. Dari jumlah total kasus tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 227.010 dengan tingkat kesembuhan 89,2%, dan total 4.108 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,6%.

Sementara jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 23.462 dengan perincian sebanyak 19.432 orang yang menjalankan isolasi mandiri dan 4.030 orang yang dirawat.

Berdasarkan data hingga 24 Januari 2021, tingkat keterisian tempat tidur isolasi di 101 RS rujukan sebesar 86% (6.954 pasien) dari total 8.055 bed isolasi. Sedangkan bed ICU sudah diisi 921 pasien dari total 1.097 bed ICU atau tingkat keterisiannya sebesar 84 persen.

Perkembangan Faskes di Januari 2021

3 Januari: 98 RS

– TT Isolasi: 7.379 tempat tidur dengan pasien sebanyak 6.385 orang (87%)

– TT ICU: 960 tempat tidur dengan pasien sebanyak 762 orang (79%)

10 Januari: 101 RS
– TT Isolasi: 7.548 tempat tidur dengan pasien sebanyak 6.501 orang (86%)

– TT ICU: 995 tempat tidur dengan pasien sebanyak 849 orang (85%)

17 Januari: 101 RS
– TT Isolasi: 7.827 tempat tidur dengan pasien sebanyak 6.816 orang (87%)

– TT ICU: 1.063 tempat tidur dengan pasien sebanyak 871 orang (82%)

24 Januari: 101 RS
– TT Isolasi: 8.055 tempat tidur dengan pasien sebanyak 6.954 orang (86%)

– TT ICU: 1.097 tempat tidur dengan pasien sebanyak 921 orang (84%)

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY