17 Desa Gelap Gulita Tertutup Abu Vulkanik Gunung Sinabung

0

Pelita.online – Abu vulkanik Gunung Sinabung disebut membuat 17 desa di Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, gelap gulita.

Sebelumnya, gunung api tersebut mengalami erupsi dengan memuntahkan guguran awan panas sebanyak 13 kali sejauh 5.000 meter.

“Wilayah Kecamatan Tiganderket sebanyak 17 desa sampai saat ini gelap gulita karena tertutup abu vulkanik. Guguran berdampak ke masyarakat baik pemukiman maupun perladangan,” kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo Natanail, Selasa (2/3).
Personel TNI-Polri bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), lanjutnya, masih melakukan patroli pembersihan wilayah dari abu vulkanik. Selain itu belum ada laporan korban jiwa akibat erupsi.

“Petugas hingga saat ini melaksanakan patroli seputaran Gunung Sinabung serta membagikan masker kepada masyarakat. Sejumlah mobil pemadam kebakaran juga diturunkan untuk melakukan pembersihan abu vulkanik. Kita mengimbau agar warga tidak beraktivitas di zona merah,” tegasnya.

Sebelumnya, Gunung Sinabung kembali mengeluarkan erupsi, Selasa (2/3/2021) dari pukul 06:42 – 08:20 WIB. Erupsi disertai dengan luncuran awan panas guguran sebanyak 13 kali dengan jarak luncur 2.000 – 5.000 meter ke arah tenggara – timur dan kolom abu lebih dari 5.000 meter angin lemah ke arah barat – barat daya.

“Hingga pukul 08.20 WIB telah terjadi 13 kali kejadian awan panas guguran,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani dalam keterangan tertulis, Selasa (2/3).

Dia mengatakan tingkat aktivitas GunungSinabung masih level III atau Siaga sejak 20 Mei 2019. Hal itu berdasarkan pengamatan visual dan kegempaan hingga 2 Maret 2021 pukul 9.00 WIB.

Bahwa, fluktuasi dalam pola yang masih tinggi meski tidak ada indikasi peningkatan potensi ancaman bahaya.

Infografis Fakta Menarik Gunung Sinabung. (Foto: CNN Indonesia/Fajrian)
“Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental hingga 2 Maret 2021, dinilai tingkat aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih pada level III atau siaga,” tegas Andiani.

Adapun jenis gempa yang terekam selama Januari hingga Maret 2021 cukup beragam berupa gempa letusan atau erupsi, gempa awan panas guguran, gempa guguran, gempa embusan, tremor non-harmonik, gempa tornillo, gempa low frequency, gempa hybrid/fase banyak, gempa vulkanik dangkal, gempa vulkanik dalam, gempa tektonik, dan getaran banjir.

Dalam analisisnya, Andiani menyebutkan rangkaian kejadian awan panas guguran pada 2 Maret 2021 merupakan karakter erupsi Gunung Sinabung yang telah terjadi beberapa kali sejak 2013.

“Mekanisme kejadian awan panas guguran diakibatkan oleh adanya pembentukan kubah lava di bagian puncak, kemudian diikuti oleh adanya migrasi fluida seperti batuan padat, cairan, dan gas ke permukaan yang mendorong kubah lava. Migrasi fluida ini diindikasikan oleh jumlah gempa-gempa low frequency dan hybrid yang tinggi,” tuturnya.

Sumber : Cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY