Antisipasi Ancaman Krisis, Pemerintah Perkuat Koperasi Pangan

0

Pelita.online – Pemerintah akan memperkuat koperasi pangan agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi baru sekaligus mengantisipasi ancaman krisis. Indonesia telah diingatkan Badan Pangan Dunia (FAO) terkait ancaman krisis pangan global.

“Presiden (Joko Widodo) ingin ke depan koperasi pangan harus diperkuat,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam keterangan persnya, Sabtu (4/7/2020).

Menurut Teten, memperkuat koperasi pangan menjadi bagian dari instruktur ketahanan pangan nasional. Dia berharap koperasi ikut andil dalam menyejahterakan anggotanya, yakni pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan prioritas di sektor pangan. “Koperasi harus punya komitmen untuk membesarkan anggotanya di sektor pangan,” katanya.

Teten menjelaskan, pemerintah telah diingatkan FAO terkait ancaman krisis pangan dunia. Untuk itu, dia berharap masyarakat bisa memanfaatkan lahan dan tanah Indonesia yang subur dengan menanam tanaman pangan.

Dalam jangka panjang, lanjut Teten, Indonesia harus menyiapkan koperasi pangan yang kuat, melalui pembiayaan yang lebih murah dan ramah, serta persyaratan yang tidak berbelit-belit.

“Kita harus siapkan koperasi pangan yang kuat. sistem pembiayaan lebih murah, lebih ramahlah koperasi pangan dan jangan berbelit-belit,” ujarnya.

Teten mengatakan, sektor pangan yang bisa dikembangkan oleh koperasi adalah yang memiliki keunggulan dan Indonesia masih mengimpor, misalnya jagung dan padi. Kedua komoditas ini dinilai belum dimaksimalkan, dikarenakan masih diimpor.

Selain itu, koperasi juga harus menyentuh sektor kelautan, di mana Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah. Teten mencontohkan garam, rumput laut dan semua jenis ikan, berpotensi dikembangkan karena nilai ekspor yang terus tumbuh.

“Garam kita masih impor. Kita perlu juga masuk ke sektor kelautan. Kita unggul di situ. Mulai rumput laut hingga jenis ikan. Saya lihat ekpor ikan masih tinggi. Kita harus perkuat di sektor itu,” katanya.

 

Sumber : iNews.id

LEAVE A REPLY