Bantah Ekonom Asing yang Ragukan Data BPS, Istana: Semua Ilmiah

0

Pelita.online – Istana Kepresidenan memberikan pernyataan langsung mengenai data pertumbuhan ekonomi dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diragukan oleh beberapa ekonom asing. Salah satu yang meragukan adalah lembaga ekonomi bernama Capital Economics.

Menanggapi hal itu, Jubir Presiden, Fadjroel Rachman mengatakan bahwa BPS merupakan lembaga negara yang independen dan menjunjung tinggi transparansi.

“Jadi pemerintah pada intinya baik Presiden maupun Menkeu maupun BPS merupakan lembaga negara yang menjunjung tinggi transparansi dan akuntabilitas, agar semua yang disampaikan kepada publik betul-betul dapat dipercaya kemudian bersifat ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan,” kata Fadjroel di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2019).

BPS sendiri telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2019. Tercatat ekonomi RI tumbuh 5,02% (yoy). Menurut Fadjroel, Pemerintah mengakui bahwa realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal II-2019 yang mencapai 5,05%.

Menurut Fadjroel, Pemerintah juga telah menginstruksikan BPS untuk memberikan penjelasan mengenai data pertumbuhan ekonomi yang diragukan oleh ekonom asing. BPS juga sudah menyampaikan bahwa metodologi yang digunakan ini diawasi oleh lembaga internasional seperti IMF.

“Kemarin Ibu Menkeu Sri Mulyani sudah minta kepada BPS untuk menangani sangat serius pernyataan dari sebuah lembaga riset ini dengan alasan bahwa kami sebagai pemerintahan selalu menjunjung tinggi transparansi dan akuntabilitas,” jelas dia.

“Jadi meminta kepada BPS untuk mengundang para ekonom lembaga riset untuk menjelaskan mengenai metodologi riset dan bagaimana data tersebut disampaikan,” tambahnya.

Sebelumnya Capital Economics curiga pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dalam beberapa waktu terakhir bertahan di kisaran 5% tidak sesuai kenyataan. Menurut catatan Capital Economics pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih rendah dari laporan BPS.

“Pertumbuhan PDB di Indonesia telah lama stabil di sekitar 5% selama lima tahun terakhir. Peneliti aktivitas ekonomi Indonesia kami menunjukkan bahwa ekonomi tumbuh pada realisasi yang jauh lebih lemah,” tulis Capital Economics dalam laporannya yang dilansir Selasa (5/11/2019).

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY