BPS: Rokok Penyumbang Terbesar Kedua pada Garis Kemiskinan

0

Pelita.online – Badan Pusat Statistik ( BPS) mencatat kalau pengeluaran rokok, khususnya rokok kretek filter, menjadi komoditas penyumbang terbesar kedua pada kemiskinan setelah makanan.

Dalam catatan BPS seperti dikutip dari Antaranews, angka kontribusi rokok sebesar 11,17 persen di perkotaan dan 10,37 persen di pedesaan.

” Rokok kretek filter menjadi terbesar kedua terhadap garis kemiskinan,” kata Kepala BPS Cuk Suhariyanto di Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Persentase kontribusi rokok pada angka kemiskinan hanya kalah oleh komponen makanan, dalam hal ini beras yang berada di posisi pertama dengan kontribusi 20,35 persen di perkotaan dan 25,82 persen di pedesaan.

Selanjutnya di posisi selanjutnya berturut-turut yakni telur ayam ras dengan sumbangan 4,44 persen di perkotaan dan 3,47 persen di pedesaan. Daging ayam ras kontribusi 4,07 persen di perkotaan dan 2,48 persen di pedesaan.

Makanan lain, mie instan juga berkontribusi besar pada angka kemiskinan dengan sumbangan 2,32 persen di perkotaan dan 2,16 persen di pedesaan.

Jenis makanan lainnya yang berkontribusi besar yakni gula pasir, kopi bubuk dan instan.

Sementara itu, komponen nonmakanan yang berkontribusi besar baik di perkotaan maupun pedesaan di antaranya perumahan, BBM, listrik, pendidikan, sampai perlengkapan mandi.

Menurut BPS, garis kemiskinan adalah suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan nonmakanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin.

Artinya, penduduk dikatakan miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Garis kemiskinan per September 2019 ditetapkan BPS sebesar Rp 440.538 per kapita per bulan. Nilai garis kemiskinan ini naik 7,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018.

 

Sumber : kompas.com

LEAVE A REPLY