Bulog Bakal ‘Guyur’ 600 Ribu Ton Beras untuk Operasi Pasar

0

Pelita.online – Bulog akan menggelontorkan 600 ribu ton beras medium untuk operasi pasar di seluruh wilayah Indonesia hingga akhir tahun nanti. Operasi pasar dilakukan demi menurunkan harga beras yang sedang ‘melambung’.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh menyebut penyaluran beras untuk Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSA) tahun ini dibidik 1 juta ton. Namun, Bulog baru menyalurkan beras untuk operasi pasar sebanyak 340 ribu ton per September 2019.

“Target penyaluran beras operasi pasar 1 juta ton. Ini baru 340 ribu ton. Jadi, masih ada sekitar 600 ribu ton lagi yang harus kami gelontorkan,” ujarnya ditemui di Malang, Jawa Timur, Jumat (4/10).

Untuk merealisasikan itu, kegiatan operasi pasar akan dilakukan setiap hari hingga akhir tahun ini. Setidaknya, 3.000-5.000 ton beras per hari akan digelontorkan.

“Pak Menteri Perdagangan (Enggartiasto Lukita) meminta 5 ribu ton per hari, saat ini masih 3 ribu. Nanti setelah Oktober kemungkinan di atas 5 ribu ton per hari,” kata Tri.

Dengan upaya ini, ia berharap harga beras bisa turun di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang telah dipatok pemerintah. Rinciannya, HET untuk Jawa, Lampung, Sumatera Selatan Rp9.450 per kilogram (kg), Pulau Kalimantan Rp9.950 per kg, dan Maluku Rp10.250 per kg.

“Target turun di bawah HET. Dua minggu ini kami hajar terus,” imbuhnya.

Hanya saja, ia tak menampik harga beras sulit turun pada November 2019 hingga Februari 2020 nanti. Sebab, secara tren, permintaan selalu meningkat ketika akhir dan awal tahun.

“Harga pasti tinggi. Itu ada hari keagamaan, lalu panen kan sudah berkurang. Januari belum panen,” tutur Tri.

Walaupun permintaan akan naik, tapi ia memastikan stok beras tetap aman hingga musim panen selanjutnya. Ia menyatakan pasokan beras saat ini sebanyak 2 juta ton.

“Artinya, stok perhitungan kami pas untuk musim panen berikutnya. Musim panen berikutnya Maret dan April 2020,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengingatkan agar Bulog tak berhenti melakukan operasi pasar demi menekan harga di pasar. Ia tak menampik cuaca masih belum kondusif untuk memproduksi berbagai bahan pangan.

“Dalam beberapa waktu ke depan ada potensi kenaikan permintaan bahan pokok pada Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Sementara, kondisi cuaca masih belum kondusif untuk produksi pangan nasional,” kata Enggar.

Enggar menyampaikan data yang didapat dari Badan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan tingkat hujan rendah dan menengah masih akan terjadi di Sumatera bagian selatan, Pulau Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian Selatan.

“Dengan demikian, kami harus benar-benar melihat ketersediaan bahan pokok dan pantau harga. Itulah makanya sudah waktunya dilakukan operasi pasar,” tandasnya.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY