China Bongkar Jaringan Mata-mata Taiwan

0

Pelita.online – Aparat intelijen China dilaporkan menangkap sejumlah orang yang dituduh sebagai jaringan mata-mata dari Taiwan.

Seperti dilaporkan Associated Press yang mengutip laporan stasiun televisi pemerintah China, China Central Television (CCTV), Senin (12/10), aparat China disebut mengungkap sejumlah aksi spionase yang disebut dilakukan agen mata-mata Taiwan.

Meski demikian, aparat China tidak memberikan rincian berapa jumlah dan identitas orang yang ditangkap dalam dugaan aksi mata-mata tersebut.

Aparat intelijen China membeberkan mereka berhasil membongkar lebih dari seratus aksi spionase yang diduga dilakukan oleh para agen mata-mata Taiwan, dalam kegiatan berjuluk Operasi Guntur 2020.

Menurut laporan CCTV, salah satu individu yang ditangkap karena diduga menjadi mata-mata adalah seorang lelaki berkewarganegaraan Taiwan bernama Li Mengju. Dia disebut mengambil sejumlah foto kegiatan kesatuan paramiliter Kepolisian China di Kota Shenzhen, yang berbatasan dengan Hong Kong.

Dia dilaporkan ditangkap pada Agustus lalu di pos perlintasan perbatasan Shenzhen.

“Foto-foto dan video yang dia ambil sudah cukup untuk bisa digunakan sebagai analisis oleh badan mata-mata. Hal itu sudah cukup untuk menilai jumlah anggota dan peralatan yang kami punya,” kata sumber yang diwawancara oleh CCTV.

Dalam laporan CCTV, Li diperlihatkan menyampaikan permintaan maaf karena melanggar hukum.

“Saya meminta maaf, dan saya merasa apa yang saya lakukan keliru dan mencederai negara,” kata Li dalam laporan CCTV.

Belum diketahui secara rinci apakah ada informasi lain yang berhasil dikumpulkan oleh Li dan sejumlah orang lain yang ditangkap atas tuduhan mata-mata.

Dewan Urusan China Daratan Taiwan membantah tuduhan China. Mereka mengatakan penangkapan itu hanya spekulasi dengan bumbu politis dari Negeri Tirai Bambu.

Mereka menyatakan China telah keliru menuduh warga negara Taiwan melakukan aksi spionase dan membahayakan hubungan kedua negara.

China dan Taiwan berpisah secara politik akibat perang sipil pada 1949. Meski hubungan dagang di antara keduanya cukup erat, tetapi di bidang politik dan diplomasi justru bertentangan.

Selain itu, kedua belah pihak memang saling intip kekuatan menggunakan agen mata-mata.

Taiwan menolak klaim yang menyatakan mereka adalah bagian dari China. Sedangkan China menyatakan akan menggunakan segala cara, bahkan tidak segan melibatkan militer, untuk menguasai Taiwan.

Sampai saat ini pun pemerintah Taiwan memilih bersekutu dengan Amerika Serikat, yang juga sedang bertikai dengan China.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY