Data Inflasi Bakal Jadi Penopang Utama Pergerakan IHSG

0

Pelita.Online – Pergerakan  Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Senin (4/6) akan bergantung pada tingkat inflasi Mei 2018 yang segera diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Analis Erdhika Elit Sekuritas Okky Jonathan Siahaan mengatakan inflasi bulan lalu akan menentukan sikap pelaku pasar asing untuk masuk atau keluar dari pasar saham jelang libur panjang Lebaran.

“Kalau terjadi deflasi maka akan wait and see, kalau inflasi bagus pelaku pasar asing akan masuk lagi, jadi bagus untuk indeks,” terang Okky kepada CNNIndonesia.com.

Okky mengatakan data deflasi menunjukkan daya beli masyarakat lemah selama Mei 2018. Tingkat konsumsi masyarakat tentu akan berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

“Kalau inflasi terjaga jadinya pelaku pasar asing berpikir daya beli pulih,” ujar Okky.
Sementara itu, Okky sedikit pesimis dengan jumlah transaksi beli pada awal pekan ini karena pelaku pasar berpotensi melakukan aksi ambil untung (profit taking) untuk berbelanja kebutuhan Lebaran. (IHSG) hari ini, Senin (4/6) akan bergantung pada tingkat inflasi Mei 2018 yang segera diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Analis Erdhika Elit Sekuritas Okky Jonathan Siahaan mengatakan inflasi bulan lalu akan menentukan sikap pelaku pasar asing untuk masuk atau keluar dari pasar saham jelang libur panjang Lebaran.

“Kalau terjadi deflasi maka akan wait and see, kalau inflasi bagus pelaku pasar asing akan masuk lagi, jadi bagus untuk indeks,” terang Okky kepada CNNIndonesia.com.

“Mungkin Senin koreksi wajar, semoga ada harapan tidak tembus 5.900. Hari Senin diperkirakan bergerak pada kisaran 5.940-6.075,” kata Okky.

Senada, Analis Artha Sekuritas Juan Harahap menyebut IHSG berpeluang melemah karena perombakan saham Morgan Stanley Capital International (MSCI) baru akan terasa pada awal pekan ini.

MSCI memang selalu merombak daftar saham sebanyak dua kali dalam satu tahun, yakni Mei dan November. Beberapa saham perusahaan Indonesia masuk ke MSCI dan beberapa saham lainnya dikeluarkan.

“Selain itu, kurangnya stimulus dalam negeri juga turut menekan laju IHSG. IHSG diprediksi menurun,” kata Juan dalam risetnya.

Dengan berbagai kondisi itu, Juan memproyeksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.905 dan resistance 6.074.

Sekadar informasi, IHSG sepanjang pekan lalu naik tipis ke level 5.983 dari pekan sebelumnya di level 5.975. Kenaikan itu diikuti oleh nilai kapitalisasi pasar sebesar 0,24 persen menjadi Rp6.701 triliun.

Di sisi lain, mayoritas bursa saham Wall Street menguat akhir pekan lalu. Bila dirinci, Dow Jones naik 0,9 persen, S&P500 naik 1,08 persen, dan Nasdaq Composite naik 1,51 persen.

cnnindonesia.com

 

LEAVE A REPLY