Demi Pembangunan, Singapura Akan Gusur Patung Ikonis Merlion

0

Pelita.online – Pemerintah Singapura dilaporkan akan menggusur patung Merlion terbesar yang terletak di Pulau Sentosa. Keputusan itu diambil dengan alasan untuk pembangunan kawasan wisata.

Patung mirip singa itu merupakan satu dari tujuh patung ikonis negara kota di Asia Tenggara tersebut. Penghancuran patung setinggi 37 meter itu dilaporkan akan dimulai pada akhir 2019 ini.

Pembongkaran patung tersebut dilakukan menyusul rencana pemerintah Singapura menghubungkan Pulau Sentosa dan Pulau Brani untuk menjadi tujuan utama rekreasi serta wisata negara tersebut.

Kepala Eksekutif Sentosa Development Corporation (SDC), Quek Swee Kuan, mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan membuat ikon baru Pulau Sentosa untuk menggantikan patung Merlion.
“Kami tidak akan merelokasi Patung Merlion karena ukurannya (yang besar) tetapi kami sedang mempertimbangkan cara untuk memperingatinya,” ucap Quek seperti dikutip The Star pada Senin (23/9).

Sejumlah pihak menyayangkan hingga mengkritik rencana pemerintah menghancurkan patung Merlion di pulau tersebut.

Seorang konsultan asal Singapura, Colin Tan, menyayangkan rencana penghancuran tersebut. Ia mengatakan patung Merlion yang telah berdiri selama 24 tahun di Pulau Sentosa itu memiliki banyak kenangan bagi dia.

“Saya harap pemerintah bisa membangun proyek di sekeliling patung atau tetap menjaga patung itu tetap ada bagaimana pun caranya.

“Memang ada patung Merlion lain, tetapi hanya patung ini yang bisa menembakkan sinar laser dari matanya,” kata Tan kepada The Straits Times.

Sementara itu, seorang pelajar Singapura, Joven Ang, mengatakan patung Merlion itu telah menjadi ikon wajah Pulau Sentosa dan memberikan warga negara tersebut rasa kepemilikan.

“Jadi, tanpa patung Merlion itu, itu akan menjadi tidak berarti meski akan banyak situs-situs atraksi baru yang akan dibangun,” kata laki-laki berusia 18 tahun itu.

Meski banyak kritik, sebagian pihak lainnya menilai pemerintah memang perlu merevitalisasi Pulau Sentosa untuk menarik pengunjung.

“Sangat disayangkan bahwa Merlion tidak bisa masuk dalam rencana pembangunan, akan ada rasa kehilangan. Tetapi (patung) itu sudah ketinggalan zaman,” kata dosen senior urusan pariwisata di Politeknik Ngee Ann, Michael Chiam.

Pembangunan proyek yang dikenal dengan Sentosa Sensoryscape itu diperkirakan menelan sebesar SG$90 juta atau Rp921 miliar.

Dalam proyek itu, pemerintah Singapura akan membangun jalan raya dua tingkat seluas setengah lapangan sepak bola atau 30.000 kilometer persegi untuk menghubungkan Resort World Sentosa (RWS) dengan Pulau Brani.

Manajemen SDC mengatakan fitur-fitur arsitektur baru akan menyuguhkan para pengunjung pengalaman teranyar saat berjalan-jalan di pulau itu.

Proyek Sentosa Sensoryscape dikabarkan akan selesai pada 2022. SDC menuturkan proyek itu akan menjadi batu loncatan pertama bagi serangkaian proyek pembangunan lainnya di kedua pulau itu dalam beberapa dekade mendatang.

SDC mengatakan nantinya Pulau Sentosa dan Pulau Brani akan dibagi dalam lima zona dengan karakter yang berbeda jauh dari kehidupan metropolitan di pulau utama.

Sebelum dibidik menjadi destinasi wisata, Pulau Brani yang memiliki luas 1,22 kilometer persegi itu merupakan terminal pelabuhan. Operasional pelabuhan dan kargo di pulau itu akan dipindahkan ke Tuas pada 2027 bersama dengan pelabuhan di Keppel dan Tanjong Pagar.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY