Di Makassar, Masih Banyak Kasus Buang Anak di Jalanan

0

Pelita.online – Kota Makassar, yang juga kota besar di Indonesia bagian timur, memilik banyak kisah pilu soal kekerasan terhadap anak-anak dan perempuan. Di kota ini, ada anak-anak yang tega dibuang di jalanan oleh keluarga sendiri.

Pada 2020, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Makassar mendapat sekitar beberapa kasus anak-anak dan perempuan yang dibuang dengan sengaja oleh keluarga dan orang tua mereka.

“Kalau kita ada 3 anak-anak dan 2 orang dewasa yang ditelantarkan oleh keluarga dan orang tuanya. Ini seingat saya tahun ini,” kata Ketua Tim Reaksi Cepat TP2A, Makmur saat ditemui di kantornya di Makassar, Minggu (11/10/2020).

Untuk ketiga anak-anak itu, Makmur menyebut masing-masing memiliki cerita yang berbeda-beda. Bahkan dua dari tiga anak-anak yang dibuang di jalan oleh keluarganya masih bersaudara kandung.

“Ada yang broken home dan dianggap pemicu keretakan keluarga sehingga dia disuruh meninggalkan rumah, ada juga anak-anak yang dibuang oleh pamannya sendiri, ini dua orang bersaudara,” ungkapnya.

Kedua anak yang bersaudara itu berinisial M (12) dan W (11). Keduanya aslinya berasal dari Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Ayah mereka disebut telah meninggal dan ibunya telah menikah dengan pria lain. M dan W lantas dibawa oleh pamannya yang tinggal di Makassar.

Sayangnya, setiba di Makassar, kehidupan mereka tidak lantas membaik. Sang paman, yang membawa mereka, menikah lagi dan tidak mengurus keduanya. Dari pengakuan keduanya kepada Makmur, mereka ditelantarkan di Jalan Cenderawasih, Makassar.

“Anak ini ke masjid, si anak laki-laki tinggal di masjid dan saudara perempuannya diambil sama orang dekat masjid untuk diasuh,” ujarnya.

Beruntung, warga sekitar segera melaporkan kejadian ini ke pihak P2TP2A setelah sempat mengasuh kedua anak malang ini selama beberapa minggu.

Cerita sedih lainnya terjadi kepada F (13), yang berjenis kelamin perempuan. Dia bahkan diturunkan langsung dari sebuah kendaraan oleh keluarganya di tengah jalan. F oleh ayahnya hanya dibekali sebuah tas ransel berisi pakaian yang diselipkan di pundaknya tanpa uang sepeser pun. Dari cerita F, dia dianggap sebagai pengganggu keluarga setelah ayahnya menikah lagi dengan wanita lain.

“Sampai sekarang sudah hampir 6-7 bulan ini anak di sini. Orang tuanya di sini tidak perhatikan. Dia dibuang di jalan ini anak. Tapi ini anak cerdas langsung melapor ke kantor polisi, hingga kita bisa ambil mereka di rumah aman,” sebutnya.

“Ini anak satu minggu baru bisa bicara karena sangat trauma sekali. Kami sempat cari bapaknya sudah tidak ada lagi,” imbuh dia.

Makmur mengatakan salah satu masalah sosial yang mengancam di Kota Makassar di masa depan adalah soal penelantaran anak-anak dan perempuan. Apalagi, masyarakat akan kerap bersinggungan dengan masalah ekonomi. Khusus untuk masalah yang dibuang oleh orang tuanya, Makmur menyebut tengah mengupayakan untuk mencari orangtua asuh yang berasal dari keluarga mereka yang mau menampung.

“Akhirnya biar keluarganya mungkin dia buang, kalau tidak bermanfaat. Makanya Pemkot menyediakan pelayanan seperti ini untuk antisipasi cepat,” sebutnya.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY