Selamat Hari Museum Nasional, Ini 8 Museum di Surabaya yang Wajib Disambangi

0

Pelita.online – Tanggal 12 Oktober 2020 diperingati sebagai Hari Museum Nasional. Provinsi Jatim termasuk gudangnya museum. Ada 45 museum di provinsi ini. Surabaya sebagai ibu kota Jatim juga tidak ketinggalan.

Banyak bangunan bersejarah di Surabaya yang bisa dikunjungi. Berikut 8 destinasi museum yang dapat dikunjungi untuk wisata dan belajar dikutip dari laman Liputan6.com.

Museum Surabaya (Gedung Siola)

Museum Surabaya atau Gedung Siola merupakan sebuah bangunan cagar budaya yang menjadi saksi bisu terjadinya pertempuran 10 November di Surabaya. Gedung Siola dahulu bernama White Laidlaw dan didirikan pada tahun 1877.

Tempat ini dahulu menjual tekstil dan pakaian dan kemudian berkembang menjadi toserba terbesar di wilayah Hindia Belanda. Sekarang gedung bersejarah ini disulap menjadi museum dengan nama Museum Kota Surabaya.

Museum Kota Surabaya memiliki sekitar 1.000 benda bersejarah yang berkaitan dengan perjalanan Kota Surabaya dari waktu ke waktu. Museum yang bertempat di lantai satu Gedung Siola ini telah dibuka untuk umum sejak 3 Mei 2015.

Museum Sepuluh Nopember

Berlokasi satu komplek dengan Tugu Pahlawan yang merupakan monumen ikonik Kota Surabaya, Museum Sepuluh Nopember punya bentuk bangunan dengan arsitektur yang sangat menarik. Baik dari tinggi, ruas dan setiap garis bangunannya terdapat makna di baliknya, yaitu tinggi sekitar 41,15 meter dan berbentuk paku terbalik (lingga).

Di bagian badan berbentuk lengkungan yang berjumlah 10 dan terbagi menjadi 11 ruas. Ukuran tinggi, ruas dan lengkungannya memiliki arti tanggal 10 bulan 11 tahun 1945 yang merupakan tanggal memperingati Hari Pahlawan.

Museum ini terdiri dari dua lantai, lantai pertama berisi pameran patung yang melambangkan Arek-Arek Suroboyo. Kemudian pada lantai dua terdapat pameran berbagai benda bersejarah mulai dari senjata, foto-foto dokumenter dan peninggalan lainnya dari para pejuang 10 November.

Museum House of Sampoerna

Museum ini dibangun pada 1862 dan merupakan museum tembakau sekaligus pabrik rokok pertama milik Sampoerna. Gaya arsitekturnya memiliki bentuk khas bangunan kolonial Belanda. Mulanya pada masa kolonial Belanda, bangunan ini merupakan sebuah panti asuhan yang dikelola oleh Belanda. Kemudian pada tahun 1932, bangunannya dibeli oleh Liem Seeng Tee yang merupakan pendiri pabrik rokok Sampoerna.

Di museum ini pengunjung dapat menilik sejarah produksi rokok di Indonesia. Mulai dari sejarah keluarga, koleksi berbagai buku tentang tembakau, varian kemasan rokok Sampoerna, replika warung rokok, produksi rokok linting atau kretek dan masih banyak lagi. Selain itu, terdapat pula fasilitas lain seperti bus keliling Surabaya gratis, cafe, dan toko souvenirnya. Untuk berkunjung ke museum ini, tidak ada biaya masuknya.

 

Sumber : iNews.id

LEAVE A REPLY