Dukungan Pembiayaan Dinilai Bisa Dorong Laju Ekspor Kelapa RI

0

Pelita.online – Sebagai negara penghasil kelapa terbesar di dunia, nilai ekspor kelapa Indonesia mengalami tren peningkatan yang positif. Sejak tahun 2016, angka ekspor kelapa mencapai US$ 100 ribu dengan kuantitas ekspor mencapai lebih dari 200 ribu ton kelapa.

Wakil Direktur P2EB UGM Artidiatun Adji mengatakan baiknya tren kegiatan ekspor ini sebagian besarnya masih dilakukan dengan sumber modal individu perusahaan. Ini bisa menjadi salah satu peluang masuknya sumber pembiayaan untuk mendongkrak laju ekspor Indonesia.

“Sebanyak 53% pendanaan kegiatan bisnis ekspor perusahaan ini dilakukan dengan modal sendiri, sebanyak 19% nya mengandalkan dana dari pinjaman mitra kerja mereka serta 40% lainnya mengandalkan dari pinjaman bank,” ujarnya, pada gelaran Indonesia Export Roundtable (IER), di Jakarta Senin (14/10/2019).

Menilik persoalan tersebut Direktur Eksekutif LPEI Sinthya Roesly mengatakan dukungan pembiayaan akan mendorong laju ekspor kelapa. Mengingat kelapa ini menjadi salah satu komoditi yang paling besar dihasilkan oleh Indonesia. Sehingga kegiatan pembiayaan ekspor nasional akan turut meningkatkan ekspor kelapa Indonesia ke depannya.
Berdasarkan hasil studi Penelitian dan Pengembangan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dilakukannya. Dia memaparkan, sebanyak 71% pinjaman bank ini berasal dari bank umum, 5% dari bank daerah, dan 10% lainnya dari lembaga lain.

“Sementara, sumber dana dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank tercatat sebesar 24%,” sebutnya.

Dia menilai banyaknya pelaku usaha yang mengandalkan modal sendiri dalam kegiatan ekspor, menandakan adanya kendala yang signifikan dalam akses pembiayaan, sehingga hal itu menjadi penghambat untuk memperoleh akses pendanaan dalam meningkatkan kualitas ekspor di Indonesia.

“Sebanyak 15% pelaku usaha kesulitan mengajukan kredit, 35% menilai kesulitan memperoleh jaminan (kolateral), 39% lainnya menganggap bunga yang diberikan terlalu tinggi, serta 48% pelaku usaha ini menilai birokrasi yang ada terlalu rumit,” terangnya.

“LPEI berkomitmen untuk terus meningkatkan kontribusi dalam pengembangan ekspor nasional baik pelaksanaan mandat LPEI maupun fasilitasi formulasi kebijakan fiscal tools. Sehingga dibutuhkan sinergi, dukungan dan kerjasama antar pihak, baik pengusaha, akademisi dan pemerintah guna memajukan ekspor khususnya sektor kelapa,” jelasnya.

“Gelaran Indonesia Export Roundtable (IER) ini diharapkan dapat menjadi pemacu industri kelapa di Indonesia untuk terus berinovasi dalam mengembangkan produk dan meningkatkan daya saing di pasar global,” pungkasnya.

 

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY