Erick Thohir Klaim Kimia Farma Mampu Produksi Avigan Sendiri

0

Pelita.online – Menteri BUMN Erick Thohir mengklaim PT Kimia Farma Tbk mampu memproduksi obat antivirus di dalam negeri.

Menurutnya, antivirus yang berhasil diproduksi BUMN tersebut berjenis Avigan.

Alhamdulillah kemarin Kimia Farma sudah bisa memproduksi Avigan yang selama ini impor masuk kategori Favipiravir,” ucap Erick dalam webinar Transportasi Sehat Indonesia Maju, Selasa (15/9).

Erick berharap keberhasilan tersebut bisa mengurangi ketergantungan Indonesia atas impor antivirus. Selain menekan impor, Erick berharap produksi obat di dalam negeri bisa melahirkan proses hilirisasi.

Erick juga berharap produksi virus oleh Kimia Farma  bisa meningkatkan mutu riset dan teknologi yang digunakan di industri.

“Sekarang sudah bisa buat sendiri karena kami tidak mau terus bergantung kepada tadi bahan baku impor dan kami terus melanjutkan bagaimana riset-riset juga kepada herbal yang bisa membantu,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah tengah menambah produksi obat antivirus seperti Tamiflu atau Oseltamivir sebanyak 480 ribu tablet.

Hal ini untuk meningkatkan kebutuhan obat masyarakat yang kini tengah dilanda penyebaran virus corona atau covid-19.

“Itu minggu depan bertambah hampir 480 ribu,” ujar Airlangga.

Selain menambah Oseltamivir, Airlangga menyatakan pemerintah juga menambah produksi jenis obat lain. Namun, belum ada rincian kuotanya.

“Kemudian yang terkait dengan Favipiravir (dikenal juga dengan Avigan), ini kebetulan patennya sudah lepas, sehingga juga akan diproduksi oleh Kimia Farma,” katanya.

Selain obat antivirus, pemerintah juga tengah melakukan uji klinis terhadap vaksin covid-19 dengan label Merah Putih. Bila uji klinis berhasil maka vaksin akan diproduksi oleh PT Bio Farma mulai tahun depan.

Targetnya, akan diproduksi vaksin sebanyak 30 juta sampai 40 juta. Pemerintah akan memberikan dana sebesar Rp5 triliun untuk pengadaan vaksin ini.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY