Erick Thohir Terpilih Jadi Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah

0

Pelita.online – Menteri BUMN Erick Thohir terpilih menjadi Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) periode 2021-2023 menggantikan Wimboh Santoso.

Ketua Sidang Pleno Pengurus Pusat MES Firdaus Djaelani mengatakan Erick dipilih karena dianggap merupakan sosok yang memiliki kapasitas dan kapabilitas luar biasa.

 

Selanjutnya, Erick diminta untuk menyusun kepengurusan dalam waktu satu bulan.

 

“Tapi tadi Pak Wakil Presiden Ma’ruf Amin bilang kalau bisa dua minggu lebih baik,” ujarnya dalam Musyawah Nasional V MES yang digelar secara virtual, Sabtu (23/1).

Erick mengaku siap memimpin MES selama tiga tahun ke depan. Ia menilai amanah ini merupakan tugas berat dan menantang karena harus dijalani di tengah tekanan pandemi virus corona atau covid-19.

“Tapi insyaAllah dengan gotong-royong dan kebersamaan, tantangan yang kita hadapi saat ini, insyaAllah bisa kita laksanakan,” ucap Erick.

Lebih lanjut, Erick meyakini ekonomi Indonesia bisa bangkit dan lepas landas dari masa-masa sulit pada 2023. Namun, ia melihat perlu berbagai upaya strategis yang dipersiapkan sejak tahun ini dan tahun depan.

“Karena ketika di 2022 kita sudah mulai terasa naik, kita sudah siap, kita sudah menyusun bata-bata, sehingga terbangun jalan-jalan yang bisa kita jalani bersama-sama untuk menjaga negara yang kita cintai ini,” ujarnya.

Pemilihan Erick sebagai Ketua sendiri tertuang di Surat Keputusan Tim Formatur MES Nomor 01/Tim Formatur/MUNASV/MES/2021 tentang Penetapan Ketua Umum Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah Periode 1442-1445 Hijriyah atau 2021-2023 Masehi.

Sebagai ketua baru, Erick menggagas empat target yang ingin dicapai. Pertama, ingin mengembangkan pasar industri halal di dalam dan luar negeri.

Menurutnya, hal ini bukan suatu yang tidak mungkin karena Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim besar di dunia dan memiliki pasar yang besar pula.

Kedua, dia ingin mengembangkan industri keuangan syariah.

“Kita harus tingkatkan apalagi sekarang tren digital sudah terjadi, suka tidak suka, kita harus menguatkan fintech dan industri keuangan syariah secara modern tanpa meninggalkan kearifan lokal kita sebagai bangsa,” katanya.

Ketiga, ingin meningkatkan aliran investasi syariah, tak hanya dari luar negeri tapi juga dari pengusaha nasional dan daerah.

Keempat, memberikan pembinaan berkelanjutan dan berjenjang dari desa. Untuk mencapai semua target ini, Erick mengajak semua pemangku kepentingan di MES untuk bertukar pikiran dan berkoordinasi.

“Tapi hal yang harus dipikirkan adalah agar program-program ini adalah program riil, nyata, yang harus diimplementasikan,” tutupnya.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY