Federasi Jurnalis Internasional Soroti Peretasan Media di Indonesia terkait Covid-19

0

Pelita.online – Beberapa media di Indonesia yang mengkritik pemerintah terkait respons terhadap virus corona (Covid-19) terkena serangkaian serangan peretasan (hacking) komputer. Hari ini, Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) pun mengecam aksi tersebut dan menyebutnya sebagai ancaman terhadap kebebasan pers.

Kantor berita Prancis, AFP melansir, setidaknya ada empat organisasi media yang telah menjadi sasaran serangan digital baru-baru ini. Peretasan yang disebut-sebut “belum pernah terjadi sebelumnya” itu dianggap IFJ sebagai upaya membatasi pemberitaan atau laporan yang kritis, serta meneka kebebasan media.

“IFJ sangat prihatin dengan insiden peretasan ini dan meminta pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan yang menyeluruh,” ungkap organisasi internasional itu dalam sebuah pernyataan, Selasa (25/8/2020).

“Serangan online ini menghalangi kebebasan pers dengan menciptakan iklim ketakutan yang dapat mengarah pada penyensoran sepihak,” kata IFJ.

Pada Jumat (21/8/2020), situs Tempo diganti dengan layar hitam dengan tulisan “hoax” dengan huruf merah tebal. Sementara itu, beberapa artikel yang mengkritik peran Badan Intelijen Negara (BIN) dalam penanggulangan epidemi Covid-19 telah dihapus dari laman Tirto.

Tidak jelas siapa yang berada di balik serangan itu. Namun, baik polisi maupun BIN, tidak menjawab permintaan komentar dari wartawan.

Akun Twitter milik ahli epidemiologi Pandu Riono juga diretas setelah mengkritik kolaborasi penelitian obat Covid-19 oleh salah satu perguruan tinggi negeri—yang menurutnya berada di bawah standar internasional.

Kedutaan Besar RI di Canberra pekan lalu memprotes laporan media Australia yang mengutip pernyataan Riono yang mengatakan bahwa Indonesia mungkin sudah memiliki satu juta kasus virus (lebih dari enam kali angka resmi).

Indonesia sejauh ini telah melaporkan 157.859 kasus Covid-19 dengan 6.858 kematian di antaranya. Akan tetapi, karena tingkat pengujian Indonesia termasuk yang terendah di dunia, jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih besar, kata AFP.

 

Sumber : iNews.id

LEAVE A REPLY