Gaiin: Perlu Upaya Bersama Perbaiki Sistem Pangan di Indonesia

0
Pedagang menunggu pembeli di Pasar Tradisional Peunayung, Banda Aceh, Aceh, Kamis (26/3/2020). Kalangan pedagang di pusat perbelanjaan itu menyatakan omset penjualan mereka menurun hingga 50 persen akibat sepinya pengunjung sejak mewabahnya COVID-19. ANTARA FOTO/Ampelsa/hp.

Pelita.online – Yayasan Global Alliance for Improved Nutrition (Gain) bersama pemerintah serta lembaga aliansi lainnya terus mendorong kesadaran masyarakat untuk mengurangi susut dan limbah pangan di Indonesia terutama saat pandemi Covid-19 ini. Lantaran dengan kegiatan ini, diharapkan akan mampu menyelamatkan masyarakat Indonesia yang terancam kelaparan akibat merosotnya daya beli masyarakat akan bahan pangan.

Acting Country Representative Gain Indonesia, Agnes Mallipu menuturkan pandemi Covid-19 ini telah mengancam hampir 690 juta orang di dunia kelaparan. Jumlah ini bertambah 10 juta orang pada tahun 2019 dan diperkirakan akan meningkat sebesar 83-132 juta orang jika pandemi ini tidak dapat segera diatasi.

“Untuk mengatasi masalah ini, perlu upaya bersama untuk memperbaiki sistem pangan di dunia dan khususnya di negara kita, yang dapat memastikan tersedianya pangan bergizi yang terjangkau untuk semua dengan tetap menjaga kondisi lingkungan hidup dan memastikan keberlanjutan perekonomian masyarakat,” ungkap Agnes dalam keterangannya, Rabu (21/10/2020).

Agnes sendiri menjelaskan transformasi sistem pangan membutuhkan langkah nyata, baik dari sistem produksi, penyimpanan dan transportasi, pengolahan dan gizi makanan, sistem pemasaran dan penjualan makanan. Tidak ketinggalan pola konsumsi makanan yang tepat dan tidak boros.

“Salah satu komponen sistem pangan yang perlu diperbaiki adalah dengan mengurangi susut pangan (food loss). Semua orang berperan penting dalam upaya perbaikan sistem pangan. Mereka dapat menjadi pahlawan pangan (food hero) agar perilaku untuk untuk mengurangi susut makanan dapat menjadi kebiasaan dan berkelanjutan dalam pekerjaan dan kehidupan kita semua,” lanjutnya.

Sementara itu, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSKP) Artati Widiarti menegaskan Kementerian Kelautan dan Perikanan mendukung langkah yang dilakukan Gain dan JP2GI yang peduli akan banyaknya susut dan limbah pangan.

Menurut Artati, permasalahan ini tidak saja berdampak pada perekonomian masyarakat tetapi juga pada pemenuhan gizi masyarakat.

“Kami berupaya melakukan pengembangan inovasi produk, peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan edukasi publik, pengembangan infrastruktur, penyederhanaan regulasi dan birokrasi, serta transformasi ekonomi yang telah dijabarkan ke dalam 7 Agenda Pembangunan (AP) RPJMN 2020-2024,” tandas Artati.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY