Harga Cabai Rawit Merangkak Naik Menjelang Ramadan, Apa Sebabnya?

0

Pelita.online – Harga cabai rawit hari ini hampir menyentuh harga Rp 80 ribu perkilonya. Harga yang menonjol lebih tinggi ada pada harga cabai rawit merah Rp 96.950 per kilonya, sedangkan cabai rawit hijau Rp 63.900 rupiah perkilo, data ini dikutip dari laman hargapangan.id.

Mendekati Ramadan, harga cabai rawit turut dijelaskan oleh Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengatakan kenaikan harga cabai rawit naik disebabkan karena hampir 40 sampai 50 persen hasil panen di bulan Februari terserang virus.

Walaupun demikian, masa panen cabai dari sejumlah daerah produsen di dataran tinggi berlangsung bersamaan dengan permintaan suplai cabai Ramadan dan Idul Fitri, diperkirakan kondisi seperti ini dapat mulai menurunkan harga cabai yang terpantau.

“Kami harap mulai Maret ini sudah bisa turun karena daerah produsen sudah mulai menyalurkan produksi ke pasar,” kata Abdul Hamid kepada Tempo.co,  14 Maret 2021.

Biasanya kenaikan harga sembako rumah tangga terjadi di tiga momen, yakni hari menjelang Ramadan, dan kenaikan terjadi lagi hari kedua saat menjelang Idul Fitri, dan tahap kenaikan ketiga pasca Idul Fitri, hal ini terjadi sebab  stok sejumlah komoditas berkurang akibat naiknya konsumsi selama Ramadan tapi tingkat konsumsi masih tinggi di masyarakat.

Baca: Sudah Dua Pekan Harga Cabai Rawit Di Papua Rp 130 Ribu Per Kilogram

Selama sepekan, menurut pantauan dari laman hargapangan.id harga cabai rawit di seluruh wilayah kabupaten yang ada di Indonesia tidak menunjukkan penuruanan yang significan namun justru di angka yang tinggi dan stabil. Pada pekan lalu 5 Maret 2021 seharga 78.300 rupiah cabai perkilonya.

Upaya dilakukan untuk atasi kenaikan harga cabai di pasaran, Kementerian Pertanian bersama dengan Kementerian Perdagangan lakukan upaya strategis yakni saling pasok, penerapan metode  wilayah yang alami panen cabai akan mengirimkan hasil komoditasnya  ke daerah yang gagal panen cabai sehingga ketersedian terkecukupi di daerah tersebut.

Menteri Pertanian Syahrul Limpo mengatakan terjadinya kenaikan harga cabai sebab berkurangnya pasokan komoditas di daerah penghasil, ia mencontohkan kondisi yang sedang terjadi di Jawa Timur dan Jawa Tengah akibat dampak musim kemarau, juga curah hujan mempengaruhi proses penanaman, bahkan akibatkan banyak cabai yang mati.

“Komoditi-komoditi seperti itu, saat momentum lagi panen turun (harga), seperti momentum hujan dan kemarau dia (harga) akan naik. Tapi sejauh ini kondisinya masih dalam range secara nasionalnya itu oke,” ujarnya usai lakukan Panen Padi di Kabupaten Magelang, Sabtu 6 Maret 2021.

Menurut Kementan kenaikan harga sembako tidak akan dibiarkan menjelang Ramadan dan  Idul fitri sebagai pitch session, akan dilakukan  pendekatan-pendekatan koneksitas antara daerah yang surplus misalnya cabai atau bawang dengan daerah yang defisit. Menyiapkan hal ini, Kementan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan supaya distribusi bahan pokok dapat dilakukan melalui udara.

Rencana jangka panjang, Kementan akan membentuk usaha berkelanjutan berupa pengolahan agribisnis cabai rawit dan cabai merah yang terintegrasi bersama para pelaku usaha di sektor hortikultura sehingga memaksimalkan penyerapan hasil panen para petani.

 

Sumber : tempo.co

LEAVE A REPLY