Harga Minyak Melonjak Ditopang Harapan Pemangkasan Produksi

0

Pelita.online – Harga minyak mentah dunia menguat pada perdagangan Jumat (3/4). Pasar berharap negara produsen utama minyak mengurangi produksi untuk mengembalikan harga.

Mengutip Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei melonjak US$3,02 atau 11,93 persen ke posisi US$28,34 per barel, Senin (5/4). Dalam sepekan, Brent meroket 36,8 persen yang merupakan lonjakan mingguan tertinggi dalam sejarah.

Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik US$3,02 atau 11,39 persen menjadi US$28,34 per barel. Serupa, WTI menguat 31,8 persen yang merupakan kenaikan mingguan tertinggi dalam catatan FactSet.

Presiden AS Donald Trump turun tangan mengatasi merosotnya harga minyak. Dia menyatakan dengan optimis bahwa Arab Saudi dan Rusia akan sepakat untuk mengurangi produksi, pada Kamis (2/4). Lewat cuitannya di Twitter ia berharap dua negara dapat memangkas 10 juta barel bahkan mungkin jauh lebih banyak. Pernyataan Trump diperkuat oleh perkataan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia mengatakan Rusia siap memangkas produksi minyak bersama dengan Arab Saudi dan produsen utama lainnya guna menghentikan penurunan harga.

Sementara itu, Arab Saudi merencanakan pertemuan darurat bagi anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya atau OPEC+ guna mencari kesepakatan untuk mengembalikan harga minyak. OPEC sendiri telah menjadwalkan pertemuan darurat pada Senin (6/4) dipimpin oleh Arab Saudi.

“Besarnya pemotongan minyak tampaknya meningkat, dan waktunya pun dipercepat,” kata Presiden Rapidan Energy Group Robert McNally di Bethesda, Maryland.

Seperti diketahui, OPEC+ gagal mencapai kesepakatan mengenai pemangkasan produksi minyak sehingga harganya menukik tajam dalam beberapa waktu terakhir. Di sisi lain, permintaan menurun drastis akibat virus corona.

Meskipun produsen memangkas produksi minyak, upaya itu tak mampu mengurangi surplus. Sebab, penurunan permintaan selama pandemi virus corona jauh lebih buruk.

Kepala Badan Energi Internasional Fatih Birol mengatakan meskipun OPEC+ mengurangi pasokan 10 juta barel per hari, tetapi stok minyak global akan meningkat 15 juta barel per hari pada kuartal kedua.

 

Sumber : iNews.id

LEAVE A REPLY