Harga Minyak Naik 2% karena Stok Menipis Jelang Musim Dingin

0

Pelita.Online – Harga minyak naik 2% pada perdagangan Kamis (13/10/2022) karena stok diesel menipis menjelang musim dingin sehingga memicu pembelian. Hal ini membalikkan pelemahan pada awal sesi mengikuti tingginya persediaan minyak mentah dan bensin dari perkiraan.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember naik US$ 2,22 (2,4%) menjadi US$ 96,47 per barel, setelah tertekan pada hari sebelumnya. Harga minyak mentah AS naik US$ 1,93, atau 2,2%, menjadi US$ 89,20 per barel.

Administrasi Informasi Energi AS (Energy Information Administration/EIA) menyebutkan stok sulingan, yang meliputi solar dan minyak pemanas, turun 4,9 juta barel pada pekan yang berakhir 7 Oktober menjadi 106,1 juta barel, terendah sejak Mei, dibandingkan ekspektasi penurunan 2 juta barel.

“Bagian yang paling mengganggu dari laporan (EIA) adalah persediaan penyulingan jauh di bawah rata-rata. Musim dingin akan datang,” kata analis Price Futures Group Phil Flynn di Chicago.

Banyak investor tetap khawatir bahwa kenaikan inflasi akan mengurangi permintaan bahan bakar. Badan Energi Internasional memperingatkan bahwa ekonomi global kemungkinan masuk ke dalam resesi.

Harga konsumen AS meningkat lebih dari yang diharapkan bulan September. Sementaar tekanan inflasi terus meningkat. Hal ini memperkuat ekspektasi Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga 75 basis poin keempat bulan depan.

Chief Executive Officer (CEO) JPMorgan Chase & Co Jamie Dimon memperingatkan bahwa inflasi yang terus-menerus dan tinggi dapat memacu suku bunga naik melebihi 4,5%.

Presiden AS Joe Biden mengatakan harga bensin AS terlalu tinggi.

Hal lain yang membebani harga adalah peringatan IEA bahwa keputusan OPEC+ memangkas pasokan 2 juta barel per hari (bph) dapat menyebabkan resesi global.

“Rencana OPEC+ telah membuat harga minyak di sisa tahun ini meningkat, hal ini memperburuk volatilitas pasar dan meningkatkan kekhawatiran keamanan energi,” kata IEA.

IEA menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak tahun ini menjadi 1,9 juta barel per hari dan 470.000 barel per hari pada 2023 menjadi 1,7 juta barel per hari.

OPEC pada Rabu memangkas prospek pertumbuhan permintaan tahun 2022 sebesar 460.000 barel per hari menjadi 2,64 juta barel per hari, merujuk langkah penguncian Covid-19 Tiongkok dan tinginya inflasi. Ini menurunkan perkiraan permintaan minyak 2023 sebesar 360.000 barel per hari menjadi 2,34 juta barel per hari.

Pasar energi juga berada di bawah tekanan karena penguatan dolar AS.

sumber : beritasatu.com

LEAVE A REPLY