Holding UMi-UMKM Terobosan Bagus Bagi Pelaku Usaha

0
Warga mengangkut bata merah yang baru dicetak untuk dijemur di Kampung Cibongkok, Taktakan, Serang, Banten, Minggu (13/9/2020). Usaha pembuatan bata merah (yang dijual seharga Rp600/buah kini menjadi kegiatan ekoniomi produktif bagi sebagian petani yang lahannya mengalami kekeringan untuk menyiasati krisis ekonomi di masa pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/foc.

Pelita.online – Rencana pemerintah membentuk perusahaan induk (holding) pembiayaan dan pemberdayaan Ultra Mikro (Umi) serta UMKM dinilai sebagai terobosan bagus. Rencana ini diyakini tak hanya berdampak baik terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terlibat, tapi juga para pelaku usaha Ultra Mikro (UMi) dan UMKM di berbagai penjuru Indonesia.

Pandangan positif atas rencana pembentukan holding UMi-UMKM salah satunya datang dari Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade. Menurut Andre, pembentukan induk usaha bisa membuat bunga pinjaman atau kredit bagi UMi dan UMKM semakin terjangkau ke depannya. “Saya rasa langkah terobosan Kementerian BUMN dengan melibatkan BRI, PNM, dan Pegadaian adalah bagus. Selama ini kita ketahui bunga bantuan dari PNM kan 10% -20%. Harapannya dengan nanti PNM bergabung ke BRI tentu bunga bantuan PNM kepada masyarakat mikro jauh berkurang nanti bisa mencapai 6 persen sehingga masyarakat akan mendapatkan pinjaman murah,” ujar Andre melalui pesan tertulis yang diterima Minggu (6/12/2020).

Persoalan tingginya biaya pembiayaan untuk UMi dan UMKM telah disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (30/11). Erick menyebut mahalnya bunga pembiayaan UMi dan UMKM selama ini terjadi karena sumber dana PNM yang mahal. “Bukan salah PNM, tapi akses dananya mahal. Oleh karena itu kita mau sinergikan dengan platform yang ada di BRI,” ujarnya.

Karena itu, pemerintah berencana membentuk holding pembiayaan dan pemberdayaan UMi serta UMKM. Pembentukan induk usaha ini rencananya melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).

Menurut Andre, pembentukan holding untuk membantu UMi dan UMKM adalah hal yang tepat karena dengan aksi tersebut maka kinerja PNM dan Pegadaian bisa terbantu memanfaatkan luasnya jaringan kantor dan teknologi BRI. “Kita semua tahu bahwa BRI ada cabangnya di seluruh pasar di indonesia. Tentu nanti PNM betul-betul bisa bantu UMKM dengan ini, dan mengurangi tengkulak. Kemudian Pegadaian itu hanya punya 70 kantor di seluruh Indonesia. Harapannya, dengan bergabung bersama BRI dan PNM, nanti di seluruh kantor BRI di pelosok desa akan ada pegawai Pegadaian,” ujarnya.

Andre berkata, PNM dan Pegadaian akan mendapat keuntungan apabila bergabung dengan holding, karena nantinya mereka dapat lebih luas memberi pembiayaan bagi pelaku usaha UMi dan UMKM yang membutuhkan. “Sekarang banyak pedagang sayur itu butuh uang sore untuk belanja, pagi berjualan dan dapat untung. Selama ini (utang mereka) kalau dengan rentenir bisa bayar bunga sampai 20% per malam. Harapannya, dengan adanya Pegadaian dan PNM nanti di kantor-kantor BRI, para pedagang bisa misalnya menggadai cincin atau gelang di siang hari, kemudian besoknya ditebus dengan bunga mungkin nol persen karena pinjaman di bawah sejuta,” tuturnya.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY