Hypercar Anyar Lotus Terancam Gagal Produksi

0

Pelita.online – Lotus Evija pertama kali ditampilkan ke publik tahun lalu dengan respon yang baik. Namun, produksi untuk pesanan konsumen Lotus Evija mengalami gangguan. Selain terhambat pandemi virus Corona, Lotus telah menghentikan kemitraan teknisnya dengan Williams Advanced Engineering.

Awalnya, Williams dikontrak untuk mengembangkan paket baterai 70-kWh yang akan menyediakan tenaga untuk hypercar berkekuatan 2.000 hp tersebut. Kini Lotus memilih untuk mengembangkan paket baterainya secara mandiri.

“Williams Advanced Engineering telah menjadi mitra teknis, membawa keahlian khusus pengembangan baterai dan tegangan tinggi ke proyek hypercar Evija. Saat program memasuki tahap terakhir sebelum Covid, Lotus memilih untuk mengerjakan proyek ini sendiri karena masalah pengiriman dari Williams Advanced Engineering,” kata Lotus dalam sebuah pernyataan.

Lotus menjanjikan akan tetap menyelesaikan Evija dan akan meningkatkan kinerja timnya sendiri. Perombakan ini tentu juga akan memundurkan segala agenda Lotus Evija yang sudah direncanakan sebelumnya.

“Lotus akan menyelesaikan dan meningkatkan programnya sendiri seperti yang disebutkan dalam pernyataan sebelumnya tentang Advanced Technical baru kami dan revisi jadwal produksi Evija. Hasil akhirnya adalah produk yang lebih baik karena kami tidak hanya memperkenalkan mobil produksi paling kuat di dunia, tetapi juga mobil listrik terbaik dunia untuk pengemudi,” lanjut pernyataan tersebut.

Williams, di sisi lain menceritakan kisah yang berbeda yang menunjukkan bahwa pemutusan hubungan kerja itu jauh dari kata damai. Perusahaan Williams mengklaim keputusan Lotus salah dan tanpa dasar hukum apa pun dan dibuat untuk alasan komersial Lotus Geely yang tidak relevan. Williams juga menyanggah tuduhan dari Lotus bahwa mereka melanggar ketentuan perjanjian kerja.

Williams mengambil tindakan hukum terhadap Lotus dan sedang mencari kompensasi atas faktur yang diduga belum dibayar sejak April 2020. Lebih buruk lagi, Williams khawatir keputusan tersebut membahayakan sejumlah pekerjaan mereka di Inggris.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY