IDI Soal Aksi Bali Tolak Tes Corona: Salah Pemahaman

0

Pelita.online – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut Aksi Bali Tolak Rapid/Swab dari musisi Jerinx merupakan pandangan yang salah. IDI menyebut tes Corona (COVID) penting untuk dilakukan.

“Jadi itu karena salah paham masyarakat, itu terjadi di mana-mana pada waktu wabah atau disangka wabah yang menakutkan masyarakat. Itu terjadi juga pada waktu HIV. Intinya, sikap masyarakat yang salah karena salah pemahaman,” ucap Ketua Satgas COVID-19 IDI, Zubairi Djoerban, saat dihubungi, Minggu (26/7/2020).

Bagi Zubairi, tes penting dilakukan agar diketahui seseorang terkena virus Corona atau tidak. Sehingga, bisa dilakukan pencegahan penularan.

“Kemudian, disampaikan bahwa, anda dites, anda melindungi anda sendiri. Begitu positif, isolasi mandiri, dengan isolasi mandiri itu, tidak tertularkan ke orang tua di rumah, adik, kakak, pembantu dan kakak,” ucapnya.

“Kalau tidak dites, walaupun anda sehat, belum tentu nggak ada virus. Ini tujuannya, kan sekarang lebih dari 90 persen keluhan ringan, bahkan sebagian lagi tanpa gejala,” ujarnya.

Zubairi tidak menampik ada pandangan keliru di masyarakat soal tes Corona. Untuk itu, pemerintah perlu menyampaikan atau sosialisasi masalah virus Corona.

“Karena itu, sebarkan informasi benar, tidak bertele-tele, singkat, jelas, dan masuk ke masyarakat. Yang penting, Yang ngomong dokter wartawan, menteri itu beda. Kalau yang ngomong masyarakat yang mereka percayai, misalnya di kampung ustaz, lebih percaya lurah,” katanya.

“Lurah dan ustaz harus dilatih agar bisa memberikan penjelasan yang baik dan benar, bukan semakin memperkeruh,” sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, Jerinx SID dan sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Masyarakat Nusantara Sehat (Manusa) melakukan long march di lapangan Renon, Denpasar, Bali, menolak tes Corona.

Aksi yang diikuti Jerinx dan masyarakat ini berlangsung pada Minggu (26/7). Massa yang ikut serta dalam aksi terlihat mengabaikan protokol COVID-19. Massa melakukan long march dari parkir timur Renon dengan membentangkan spanduk.

“Ya kalau yang dibilang tadi kan kita nolak rapid test dan juga swab itu ketika itu digunakan sebagai suatu syarat administrasi ya kita tolak,” kata koordinator aksi, Krisna Dinata, saat dihubungi detikcom, Minggu (26/7).

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY