Imbas ‘Bendera Tauhid’, Rekrutmen Rohis MAN 1 Sukabumi akan Ditunda

0

Pelita.online – Kementerian Agama (Kemenag) meminta rekrutmen anggota kelompok ekstrakurikuler sekolah bernama Keluarga Remaja Islam Majelis Al-Ikhlas atau Karisma MAN 1 Sukabumi ditunda. Penundaan ini terkait foto viral anggota Karisma mengibarkan bendera bertuliskan kalimat tauhid di halaman sekolah.

“Saya minta sama Pak Kepala, Pak Kamad (kepala madrasah) untuk sementara rekrutmen anggota barunya kan belum jalan. Jadi Karisma itu istilahnya baru promosi, semua organisasi esktra itu promosi tapi satu halaman, dibagi-bagi tempatnya. Mereka baru ngambil formulir, istilahnya diperkenalkan lah, nanti pendaftarannya minggu depan sebagai anggota itu,” kata Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag Ahmad Umar saat dihubungi, Minggu (21/7/2019) malam.

“Saya bilang gini, Pak Kamad kalau kita berhentikan kegiatan Kharisma terkesan ini betul-betul nyeleweng, lalu bagaimana kita bina dulu, paling tidak untuk rekrutmen penerimaan anggota baru ditunda dulu, jangan sekarang, tunggu suasana reda dulu dan pembinaan anak-anak ini, coba kita cek dulu kegiatan mereka kayak apa,” sambung Umar.

Umar lantas menjelaskan awal mula anggota Karisma itu mengibarkan bendera tulisan tauhid. Lewat pengibaran bendera itu, menurut Umar, Karisma berupaya untuk menarik perhatian siswa baru agar masuk ke kelompok ekskul rohani tersebut.

“Karena dia merasa organisasi keagamaan yang tidak banyak peminatnya, gagasan mereka itu ‘kita harus mencari bagaimana supaya kita punya brand gitu. Ini kan rohani Islam, jadi kita harus cari logo-logo Islam’ Dia tahu bendera la ilaha illallah itu bendera Islam, tapi dia nggak ada hubungan dengan HTI,” ujar Umar.

Menurut Umar, pengibaran bendera bertuliskan tauhid itu tak terkait dengan HTI. Bahkan, sambung Umar, para anggota Karisma itu juga tahu bahwa HTI merupakan organisasi yang dilarang oleh pemerintah.

Untuk memastikan siswa tidak terkait dengan HTI, Umar menanyakan sejumlah tokoh HTI yang berada di lingkungan madrasah. Tapi para siswa tersebut mengaku tidak tahu-menahu.

Selain itu, Umar juga mengetes para siswa menyanyikan lagu Indonesia Raya dan melafalkan Pancasila. Bahkan, Umar menanyakan setuju atau tidaknya Indonesia diganti menjadi negara Islam. Para siswa itu menjawab tidak sepakat.

Tak hanya para siswa, Umar juga meminta keterangan sejumlah pihak madrasah. Menurut Umar, pihak madrasah juga menyatakan pengibaran bendera bertuliskan tauhid itu tak terkait dengan HTI.

Atas hal itu, Umar berpendapat kasus viralnya foto siswa mengibarkan bendera bertuliskan tauhid itu disebabkan karena ketidakpahaman siswa. Selain itu, Umar juga menyoroti koordinasi pembina, pihak sekolah dengan para siswa.

“Berarti saya memandang memang ini nggak koordinasi dengan pembina, dan mohon maaf jarak lapangan dengan ruangan kepala madrasah itu agak jauh mas. Jadi kalau misalnya kurang perhatian ya wajar, cuma bilang gini, biasakan jangan sering di dalam ruangan, kepala madrasah itu moving, pojok-pojok itu ditinjau kebersihannya, ketertibannya,” ujar dia.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY