Inflasi November 0,27 Persen Gara-gara Bawang Merah dan Beras

0

Pelita.Online – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami kenaikan harga atau inflasi sebesar 0,27 persen secara bulanan  pada November 2018.

Inflasi ini menurun tipis dari bulan sebelumnya sebesar 0,28 persen. Sementara secara tahun berjalan, inflasi sebesar 2,5 persen dan secara tahunan mencapai 3,23 persen pada November 2018.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan sumbangan inflasi berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dengan andil sebesar 0,06 persen dan inflasi sebesar 0,24 persen.

“Inflasi kelompok perumahan disumbang oleh upah tukang bukan mandor, peningkatan beberapa bahan bangunan, seperti besi beton dan cat tembok, serta kenaikan sewa kos,” ujarnya di Kantor BPS, Senin (3/12).

Sumbangan inflasi selanjutnya berasal dari kelompok bahan makanan dengan andil 0,05 persen dan inflasi 0,25 persen. Inflasi terjadi karena harga beberapa komoditas pangan meningkat. Hal ini lantaran ada perubahan cuaca yang mempengaruhi posisi pasokan.

“Kenaikan harga bawang merah memberi andil 0,04 persen, beras 0,03 persen, telur ayam ras dan tomat sayur masing-masing 0,01 persen,” katanya.

Meski begitu, BPS mencatat beberapa komoditas pangan ada yang mengalami penurunan harga, misalnya cabai merah, daging ayam ras, beberapa buah-buahan, dan minyak goreng.

Selanjutnya, inflasi disumbang oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau denganandol 0,04 persen dan inflasi 0,2 persen. Penyebab utama inflasi berasal dari harga rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.

Sumbangan inflasi selanjutnya berasal dari kelompok bahan makanan dengan andil 0,05 persen dan inflasi 0,25 persen. Inflasi terjadi karena harga beberapa komoditas pangan meningkat. Hal ini lantaran ada perubahan cuaca yang mempengaruhi posisi pasokan.

“Kenaikan harga bawang merah memberi andil 0,04 persen, beras 0,03 persen, telur ayam ras dan tomat sayur masing-masing 0,01 persen,” katanya.

Meski begitu, BPS mencatat beberapa komoditas pangan ada yang mengalami penurunan harga, misalnya cabai merah, daging ayam ras, beberapa buah-buahan, dan minyak goreng.

Selanjutnya, inflasi disumbang oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau denganandol 0,04 persen dan inflasi 0,2 persen. Penyebab utama inflasi berasal dari harga rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.

Lalu, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan andil 0,1 persen dan inflasi 0,56 persen. Kemudian, kelompok sandang dan kesehatan, andilnya masing-masing 0,01 persen dengan inflasi 0,23 persen dan 0,36 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga inflasi 0,05 persen.

Berdasarkan komponen penyumbang, tercatat komponen tingkat harga yang diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi 0,52 persen, komponen inflasi inti (core inflation) inflasi 0,22 persen, dan komponen gejolak harga pangan (volatile foods) inflasi 0,23 persen.

“Seperti diketahui, belum lama ini pemerintah meningkatkan harga Pertamax,” imbuhnya.

Berdasarkan wilayah, dari 82 kota IHK, inflasi terjadi di 70 kota dengan inflasi tertinggi di Merauke sebesar 2,05 persen dan terendah di Balikpapan 0,01 persen.

Sementara 12 kota lainnya mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Medan minus 0,64 persen dan terendah di Pematangsiantar serta Pangkal Pinang masing-masing minus 0,01 persen.

Cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY