Pelita.online – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi 2019 sebesar 2,72% secara tahunan. Sedangkan secara bulanan inflasi tercatat 0,34%. Angka inflasi ini merupakan yang paling rendah sejak periode 1998.
Dengan rendahnya inflasi ini, apakah mencerminkan jika perekonomian RI stagnan? Menanggapi hal tersebut, peneliti INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan angka inflasi tahunan yang teah dirilis BPS terdapat keanehan.
“Ada yang aneh dari inflasi rendah sepanjang 2019. Misalnya pada momentum natal tahun baru bulan Desember inflasi secara bulanan hanya 0,34%. Justru di Manado yang mayoritas beragama nasrani harusnya natal menyumbang inflasi tapi justru Manado deflasi 1,88%” kata Bhima saat dihubungi, Kamis (2/1/2020).
Dia mengungkapkan hal ini mencerminkan adanya gejala yang tidak sehat pada sisi permintaan. Konsumsi rumah tangga yang tumbuh rendah disertai kekhawatiran naiknya iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan, harga rokok dan tarif tol tahun 2020 membuat masyarakat berhemat di akhir 2019.
“Jadi cerminan konsumsi rumah tangga yang berperan 56% terhadap PDB terancam macet di 2020 sehingga pertumbuhan ekonomi akan jauh di bawah target pemerintah. Indef memproyeksi di 2020 ekonomi akan melandai ke 4,8%,” ujarnya.
Menurut Bhima, rendahnya angka inflasi sejak 1998 ini juga mencerminkan jika ekonomi stagnan akibat pola konsumsi masyarakat yang tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Sumber : Detik.com
