Kembangkan E-Commerce, Kimia Farma Gandeng Telkom

0
Honesti Basyir, Dirut Kimia Farma

Pelita.Online – Emiten produk farmasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dalam pengembangan e-commerce dan digitalisasi sekaligus untuk memperkuat performa bisnis perseroan.

Direktur Utama Kimia Farma, Honesti Basyir mengatakan proses digitalisasi tak bisa dielakkan bagi sektor mana pun termasuk farmasi.

“Digitalisasi ini untuk menyediakan value chain yang lengkap, termasuk digitalisasi dari sisi R&D [riset dan pengembangan], manufaktur, dan ritel, trading distribusi. Kami coba integrasikan semua value chain. Supply and demand,” kata Honesti dalam talkshow di CNBC TV Indonesia, Selasa (19/3/2019).

Mantan Direktur Wholesale and International Service dan Direktur Keuangan Telkom ini mengatakan digitalisasi hasil kerja sama dengan Telkom akan mengintegrasikan delapan pabrik obat, 1.150 ritel outlet, 55 laboratorium, 600 klinik dalam satu platform sehingga performa bisa naik signifikan.

“Untuk ritel kami sudah 100% online, sudah terhubung. ke depan lebih ke supply. Kami targetkan akhir tahun bisa semua terintegrasikan dalam sistem.”

Proses digitalisasi Kimia Farma meliputi penyediaan infrastruktur clouddan jaringan (network), hardware, serta sistem aplikasi terpadu.

Situs Kimia Farma mencatat delapan fasilitas produksi atau pabrik tersebut ada di Jakarta, Bandung, Semarang, Watudakon, Medan, Rapid Test, PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia, dan PT Sinkona Indonesia Lestari.

Adapun trading distribusi dijalankan oleh PT Kimia Farma Trading and Distribution, sementara untuk bisnis ritel farmasi yakni tiga entitas yakni PT Kimia Farma Apotek, PT Kimia Farma Diagnostik, dan Kimia Farma Dawaa.

Tahun ini, Kimia Farma berencana menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue guna meningkatkan likuiditas saham dan sekaligus mendapatkan pendanaan murah untuk ekspansi.

Usulan rights issue tersebut sudah diajukan kepada pemegang saham untuk dikaji. Dengan demikian, rights issue akan tergantung dari keputusan para pemegang saham.

Per September 2018, pemegang saham KAEF yakni saham Seri A dimiliki pemerintah (Kementerian BUMN) sebesar 0,01%, sementara saham seri B dipegang pemerintah sebesar 90,02%, investor publik 5,52%, PT Asabri (Persero) 4,45%, dan sisanya direksi 0,00%.

cnbcindonesia.com

LEAVE A REPLY