Khutbah Jumat: Mengapa Kita Harus Menegakkan Syariat

0

 

الحمد لله الذي أصلحَ الضمائرَ، ونقّى السرائرَ، فهدى القلبَ الحائرَ إلى طريقِ أولي البصائرِ، وأشهدُ أَنْ لا إلهَ إلا اللهُ وحدَه لا شريكَ له، وأشهدُ أن سيِّدَنا ونبينا محمداً عبدُ اللهِ ورسولُه، أنقى العالمينَ سريرةً وأزكاهم سيرةً، (وعلى آله وصحبِه ومَنْ سارَ على هديهِ إلى يومِ الدينِ.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah SWT.

Selama ini seruan penegakkan syariat sering disalahartikan, banyak di antara kaum muslimin yang masih memahami bahwa penegakkan syariat hanya sekedar hukum hudud, potong tangan, rajam, hukuman mati dan sebagainya. Pemahaman seperti ini sering dikampanyekan oleh musuh-musuh Islam untuk membeikan kesan negatif terhadap Islam.

Dalam banyak tulisannya, mereka selalu menggambarkan masyarakat islam seolah-olah masyarakat yang suka menghunus pedang. Masyarakat yang hanya menyibukkan dirinya dengan penegakkan hukuman hudud atau gambaran-gambaran sadis lainnya yang mereka sematkan.

Padahal seruan penegakkan syariat, sejatinya adalah seruan untuk menanamkan nilai-nilai Islam secara menyeluruh dalam aturan hidup kita.  Seruan untuk bermusyawarah dalam pengangkatan pemimpin, seruan untuk menaati pemimpin, menegakkan amar makruf nahi mungkar, melindungi kaum muslimin yang tertindas, menegakkan jihad serta meninggalkan segala bentuk kemungkaran; riba, judi dan aturan-aturan jahiliyah lainnya. Semua itu tertuju pada satu tujuan, yaitu mewujudkan kemaslahatan hidup manusia yang adil dan sejahtera.

Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah SWT.

Dalam kitab I’lamimul Muwaqqi’in, juz 3, hal: 3 Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah berkata, “Syariat Islam dibangun berdasarkan asas hikmah dan kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat.Ia merupakan keadilan yang bersifat mutlak, kasih sayang, kemaslahatan, dan hikmah. Oleh karenanya, setiap persoalan yang bertolak belakang dari keadilan menuju kezaliman, kasih sayang menuju kekerasan, maslahat menuju kemudaratan, serta hikmah menuju sesuatu yang bernilai sia-sia, maka itu semua bukanlah bagian dari syariat, sekalipun ditafsirkan sebagai syariat.” 

Sebagai seorang muslim, kita patut meyakini bahwa tidak ada hukum yang paling sempurna dan paling adil, selain hukum yang telah ditetapkan sendiri oleh Dzat Yang Maha Adil. Dalam QS. Al-Ma’idah: 50, Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Apakah hukum jahiliyah yang mereka cari? Dan siapakah yang lebih baik hukumnya daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin.”

Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma menafsirkan bahwa maksud “Bagi orang-orang yang yakin” adalah “orang-orang yang meyakini [kebenaran] al-Qur’an.”

Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah SWT…..

Namun dibalik harapan tegaknya keadilan, Al-Quran menjelaskan setidaknya ada dua alasan kuat mengapa kita sebagai orang mukmin wajib berjuang menegakkan syariat Islam.

PertamaKaum muslimin wajib berhukum dengan syariat Islam

Dalam ayat Al-Qur’an, Allah ta’ala berulangkali menyebutkan tentang wajibnya seorang mukmin untuk mengembalikan setiap persoalan hukum kepada aturan syariat Islam. di  antaranya Allah ta’ala berfirman:

ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.”  (QS.Al-Jatsiyah: 18)

Dalam ayat di atas, Allah Ta’ala dengan jelas mewajibkan Rasulullah SAW dan seluruh kaum muslimin untuk menjadikan al-Qur’an sebagai petunjuk hukum dalam setiap aturan hidupnya. Lalu Allah Ta’ala juga mengingatkan agar membuang jauh-jauh hawa nafsu manusia dalam menegakkan hukum. Bahkan dalam ayat lain, Allah Ta’ala tegaskan tujuan diturunkan Al-Quran dengan firman-Nya:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu,…” (QS. An-Nisa’; 105)

Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah SWT….

Kedua: Agar terhindar dari sifat orang-orang munafik

Menegakkan syariat adalah sifat orang mukmin, sedangkan menolaknya adalah sifat orang kafir dan munafik Dalam ayat yang lain, Allah juga menegaskan bahwa mau berhukum dengan hukum Allah adalah salah satu sifat orang mukmin sedangkan menolaknya dan berhukum dengan selain hukum Allah adalah bagian dari sifat orang munafik.

وَإِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ مُعْرِضُونَ

“Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang.” (QS. An-Nur: 48)

Sementara sikap orang-orang mukmin bila diseru untuk menegakkan syariat Islam, Allah sifati dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan.” “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS.  An-Nur; 51)

Ibnu Taimiyah berkata, “Suatu hal yang telah disepakati bersama oleh kaum muslimin bahwa dirinya wajib berhukum kepada petunjuk Nabi SAW dalam setiap permasalahan yang mereka  hadapi, baik perkara agama maupun dunia mereka, dalam perkara ushul (pokok) maupun furu’ (cabang). Mereka semua wajib menaati hukumnya apabila sudah diputuskan dan tidak ada rasa berat dalam jiwa mereka serta menerimanya dengan sepenuh hati.” (Majmu’ Fatawa; 7/37-38)

Karena itu, sebagai seorang muslim kita tentu tidak ingin iman kita terkontaminasi dengan kotoran nifaq. Sebab, nifaq merupakan bagian dari sifat yang paling dibenci dalam Islam. Karena nifak, seorang muslim terkikis imannya. Karena nifak, seorang muslim bisa keluar dari barisan umat islam. Bahkan, karena nifak, seorang muslim bisa terancam berada dalam kerak api neraka yang terdalam.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT….

Tunduk dan patuh kepada seluruh hukum Allah adalah kewajiban yang tidak bisa ditawar. Kita semua yakin bahwa tidak ada satu pun hukum syariat Islam, kecuali Allah tetapkan untuk kebaikan hamba. Baik kebaikan yang diperoleh di dunia maupun di akhirat kelak. Setiap syariat yang dijalankan sesuai dengan tuntunan-Nya pasti akan menciptakan keadilan dan kesejahteraan umat manusia. Oleh karena itu, seruan penegakkan syariat harus selalu menjadi darah dan urat nadi seorang muslim.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ, اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT….

Pada khutbah yang kedua ini, khatib tidak lupa mengingatkan kepada kita semuanya untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah Ta’ala. Sebab, tidak ada bekal yang mampu menyelamatkan kita di hari akhir kelak kecuali amal ibadah yang kita jalankan di dunia ini.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT….

Sekali lagi, khatib tegaskan bahwa seruan penegakkan syariat Islam harus menjadi gaung setiap muslim. Dan perlu kita tekankan bahwa syariat tidaklah perputar pada urusan penegakkan hudud, potong tangan, rajam dan sebagainya. Tapi seruan penegakkan syariat adalah seruan untuk menanamkan nilai-nilai Islam secara menyeluruh dalam aturan hidup kita.

Seruan untuk bermusyawarah dalam pengangkatan pemimpin, seruan untuk menaati pemimpin, menegakkan amar makruf nahi mungkar, melindungi kaum muslimin yang tertindas, menegakkan jihad serta meninggalkan segala bentuk kemungkaran; riba, judi dan aturan-aturan jahiliyah lainnya. Semua itu tertuju pada satu tujuan, yaitu mewujudkan kemaslahatan hidup manusia yang adil dan sejahtera.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT….

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعاً مَرْحُوْماً، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقاً مَعْصُوْماً، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْماً.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَاناً صَادِقاً ذَاكِراً، وَقَلْباً خَاشِعاً مُنِيْباً، وَعَمَلاً صَالِحاً زَاكِياً، وَعِلْماً نَافِعاً رَافِعاً، وَإِيْمَاناً رَاسِخاً ثَابِتاً، وَيَقِيْناً صَادِقاً خَالِصاً، وَرِزْقاً حَلاَلاً طَيِّباً وَاسِعاً، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجمع كلمتهم عَلَى الحق، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظالمين، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعَبادك أجمعين.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ.
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ :
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

LEAVE A REPLY